Find Us On Social Media :
ilustrasi inflasi (centralfutures.com)

Sektor Kesehatan Sulsel Sumbang Infalsi 2,84 Persen Pada April 2020

Muhammad Said - Senin, 4 Mei 2020 | 20:25 WIB

Makassar, Sonora.ID - Wabah virus corona membuat biaya kesehatan di Sulawesi Selatan mengalami kenaikan dan memicu inflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 2,84 persen pada April 2020.

Kepala BPS Sulsel, Yos Rudiansyah mengatakan terjadinya inflasi di kelompok kesehatan karena banyak masyarakat yang mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini sebagai upaya pencegahan agar tidak terpapar virus corona.

Khusus kelompok kesehatan, kontribusi terhadap inflasi Sulsel sebesar 0,049 persen.

Sementara secara umum, Sulsel mengalami inflasi sebesar 0,42 persen pada April 2020.

Secara tahun kalender, tingkat inflasi sebesar 1,39 persen dan tahun ke tahun sebesar 2,53 persen.

Baca Juga: Aktivitas Impor Turun, Industri di Sumut Terganggu Bahan Baku

"Andil kelompok kesehatan ini cukup tinggi. Berdasarkan sub sektor disebabkan banyaknya warga yang mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari covid-19. Baru kali ini vitamin agak menonjok kenaikan harganya," ujar Yos Rudiansyah saat video konferensi, Senin (4/5/2020) 

Masih merujuk data BPS, selain kesehatan, sektor yang juga memicu inflasi Sulsel diantaranya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,80 persen, serta makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,94 persen.

Disusul kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,17 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,06 persen.

Selanjutnya kelompok pakaian dan alas kaki 0,03 persen, penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0,02, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,01 persen.

"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada April 2020 antara lain: emas perhiasan, cabai rawit, gula pasir, telur ayam ras, ikan bandeng, kangkung, vitamin, kacang panjang, air kemasan, obat gosok. Sedangkan beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti: cabai merah, biaya pulsa ponsel, tarif angkutan udara, jagung manis, ikan layang, jeruk nipis, tomat, ikan cakalang, wortel, bayam", tutupnya.

Baca Juga: BPS Jatim: Impor Masker Bedah Selama Maret Naik Hingga 634,5 Persen