Find Us On Social Media :
simulasi penanganan kebakaran kapal di Waduk Riam Kanan (istimewa)

Basarnas Banjarmasin Simulasi Kecelakaan Kapal di Waduk Riam Kanan

Fakhrurazi - Rabu, 25 November 2020 | 18:27 WIB

Banjar, Sonora.ID – Basarnas Banjarmasin bersama stake holder terkait, menggelar simulasi pemadaman kapal terbakar di perairan Waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, pada Selasa (24/11) siang.

Dalam simulasi tersebut digambarkan adanya sebuah kapal kelotok yang mengangkut 11 penumpang yang berlabuh dari pelabuhan Aranio menuju desa Balangian terbakar. Penumpang langsung panik menyelamatkan diri dengan menceburkan diri ke waduk Riam Kanan.

Lebih kurang 15 menit, bantuan pertolongan pun datang. Petugas pemadam kebakaran dengan menggunakan dua buah kelotok langsung berusaha memadamkan api. Setelah itu berturut-turut bantuan datang dari Tim Basarnas Banjarmasin, Polair, tenaga medis dan masyarakat sekitar.

Kepala Basarnas Banjarmasin, Sunarto, mengatakan bahwa simulasi ini sebagai komitmen pemerintah dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat terkhusus bagi pengunjung waduk Riam Kanan.

“Kegiatan simulasi untuk mensinergikankan semua unsur baik dari Basarnas Banjarmasin, kepolisian, pemadam kebakaran, tim kesehatan dan semua unsur yang ada di wilayah waduk Riam Kanan,” ujarnya.

Sunarto mengharapkan, penanganan kecelakaan transportasi air akan lebih cepat apabila terjadi musibah kecelakaan kapal atau orang tenggelam di waduk yang diberdayakan sebagai pembangkit listrik tenaga air itu.

“Ini hanya simulasi, kita harapkan tak akan terjadi sesungguhnya,” tambahnya.

Selama ini, lanjut Sunarto kawasan waduk Riam Kanan sangat berisiko bila masyarakatnya tidak dibekali keterampilan di air. Oleh karenanya, perahu bermesin yang mengangkut penumpang di waduk Riam Kanan harus menyiapkan pelampung sesuai kebutuhan.

“Ini tidak lain untuk keselamatan, karena tidak semua yang naik kapal bisa berenang,” imbuhnya.

Sunarto menambahkan, hampir tiap tahun, waduk Riam Kanan memakan korban jiwa, karena itulah kesadaran masyarakat dan pemilik kapal sangat diharapkan.

“Khusus untuk pengemudi kelotok saya harapkan agar menyiapkan pelampung bagi penumpangnya. Jika penumpang tidak mau pakai pelampung jangan dibolehkan naik kelotok atau kapal,” pungkasnya. (RZ)