Find Us On Social Media :
Pemerhati Anak Sumsel, Eko Wirawan (Sonora/Fernado Oktareza)

HAN 2021 Dinodai Meningkatnya Kasus Kekerasan terhadap Anak di Sumsel

Fernado Oktareza - Rabu, 28 Juli 2021 | 12:45 WIB

Palembang, Sonora.ID - Kasus kekerasan orang tua terhadap anak dinilai mengalami peningkatan selama pandemi, hal ini tentunya menjadi kabar yang mengejutkan khususnya pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2021 yang jatuh pada hari ini, Jum’at (23/07).

Bahkan, waktu bertatap muka yang bertambah dengan anggota keluarga yang lain rupanya bukan jaminan untuk keserasian tercipta.

Pemerhati Anak Sumsel, Eko Wirawan mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumsel, selama pandemi tingkat kekerasan anak di Sumsel cenderung mengalami peningkatan.

“Tingkat kekerasan anak di Sumsel di masa pandemi cenderung meningkat, angka ini berdasarkan data di Dinas PPPA Provinsi. Faktor terjadinya kasus ini ialah faktor ekonomi, kemudian sejak anak-anak lebih sering di rumah selama pandemi ini membuat orang tua menjadikan anak-anak sebagai objek kekerasan akibat rasa bosan dan stres,” katanya ketika diwawancarai, Jum’at (23/07).

Baca Juga: Walkot Pontianak Ajak Empati terhadap Anak Terdampak Covid-19 dalam Peringatan HAN 2021

Ia mengatakan, bahkan di beberapa daerah di Sumsel masih banyak ditemui kasus kekerasan verbal, fisik hingga seksual yang dilakukan orang tua terhadap anak.

“Kekerasan verbal, fisik dan seksual bahkan terjadi di beberapa Kabupaten di Sumsel, seperti kasus rudapaksa yang dilakukan orang tua terhadap anak. Saya rasa ini ada hubungannya langsung dengan pandemi,” ujarnya.

Ia pun berpesan kepada orang tua agar dapat memanfaatkan momen HAN 2021 ini dengan kembali meningkatkan perhatian kepada anak.

“Pesan saya kepada orang tua, mari kita jadikan momentum ini sebagai ajang meningkatkan kembali perhatian kita kepada anak, karena tanpa kesadaran dari keluarga dan dukungan pemerintah, anak-anak akan sulit terlindungi dan Indonesia tidak akan maju kalau anak-anak saja tidak terlindungi,” tutupnya.

Baca Juga: Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Tingginya Tingkat Eksploitasi Anak di Palembang