Find Us On Social Media :
Kepala Perpusnas Muhamad Syarif Bando menggelar pertemuan secara virtual bersama Komisi X DPR dan Lembaga Guna Penguatan Literasi. (Dok Perpusnas)

Syarif Bando : Menguasai Iptek Kunci Kuasai Dunia

Jumar Sudiyana - Rabu, 6 Oktober 2021 | 14:10 WIB

Sumbawa,Sonora.Id - Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah mengatakan sebagai kabupaten terluas di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan 24 kecamatan, 157 desa, potensi sumber daya manusia Kab. Sumbawa belum teroptimalkan.

Kehadiran Bunda Literasi dan rancangan regulasi yang disusun diharapkan bisa mengungkit indeks literasi masyarakat Kabupaten Sumbawa.

Hal itu disampaikan Mahmud Abdullah webinar Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kabupaten Sumbawa, Rabu, (6/10/21).

"Angka indeks literasi masyarakat disini baru 5,17 persen.  Peran literasi juga harus dimainkan dan disinergikan bersama oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Komunikasi dan Informatika terkait dengan kampanye literasi digital yang marak dilakukan," kata Mahmud.

Selain itu Perpusnas juga melakukan Memorandum Of Understanding bersama berbagai perguruan tinggi di NTB. Peserta MoU Perguruan tinggi antara lain Universitas Teknologi Sumbawa, Samawa, Cordova, STKIP Taman Siswa Bima, STKIP Paracendekia NW Sumbawa, STKIP Yapis Dompu, STIH Muhammadiyah Bima, STIE Bima, STA Islam Nahdhatul Wathan Sam0pawa Sumbawa, Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Bima, Pemkab Sumbawa.

Sementara itu Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menegaskan bahwa siapapun anak bangsa, maka sudah menjadi kewajiban penyelenggara negara untuk mencerdaskan anak bangsa dan memastikan SDM berdaya saing.

"Siapa yang menguasai Iptek, maka ia akan menguasai dunia," terangnya.

Menurut Bando, penguasaan literasi mutlak dimiliki oleh siapapun. Angka buta aksara masyarakat Indonesia kini sudah rendah, hanya menyisakan 4 persen. Jauh lebih baik dibandingkan kondisi saat awal kemerdekaan yang masih 96 persen masih buta aksara.

"Bukan literasi Indonesia yang rendah, tetapi rasio buku dengan penduduk yang jauh dari kondisi ideal. UNESCO mensyaratkan satu orang memerlukan tiga buku baru tiap tahun. Namun, realitanya satu buku ditunggui 90 orang," tambah Bando.

Perpustakaan Nasional mencatat, saat ini yang terjadi di Indonesia adalah kurang bahan bacaan yang berkualitas dan tepat sasaran kebutuhan. Semua komponen harus mengambil peran. Peningkatan indeks literasi harus dilakukan secara besar-besaran.

Rektor Universitas Teknologi Sumbawa Chairul Hudaya mendukung penuh perbaikan mutu Sumber Daya Manusia, kampus dipandang perlu untuk mencetak kader-kader atau lulusan yang memiliki jiwa enterpreneur, yang akan mendorong mereka untuk terus berpikir kompetitif.

Selain itu itu, para mahasiswa juga harus memahami bahwa konsep pengetahuan tidak mesti didapat dari bangku kuliah, tapi bisa juga diperoleh dari luar program studi, seperti dunia usaha atau industri.

"Dunia usaha dan industri itu bergerak cepat dan dinamis, sehingga orientasi kampus juga harus link and match dalam mencetak masa depan generasi," ujar Chairul.