Find Us On Social Media :
Ilustrasi: Pengamat Pendidikan: E-sports Sebaiknya Jangan Masuk Kurikulum Sekolah (Koleksi Pribadi)

Pengamat Pendidikan: E-sports Sebaiknya Jangan Masuk Kurikulum Sekolah

Jati Sasongko - Rabu, 1 Desember 2021 | 19:30 WIB

Palembang, Sonora.ID – Ada wacana E-sports akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Menanggapi rencana tersebut Dr. Ir. Mukhtarudin Muchsiri, MP, Pengamat Pendidikan Sumsel yang juga Wakil Rektor III UMP Palembang kepada Sonora (30/11/2021) mengatakan dirinya kurang setuju dengan wacana tersebut.

Menurutnya hal tersebut rawan memicu anak didik berselancar di dunia internet dan menjadi pembenaran mereka bahwa sedang menjalankan tugas dari sekolah.

“e-sports hampir sama dengan game online, ada yang membedakan bahwa e-sports untuk professional, sementara gaming hanya sebuah permainan rekreasi. Terlepas dari perbedaan yang sangat limit, e-sports juga game, oleh sebab itu bagaimana ketika e-sports akan dimasukkan ke dalam kurikulum, saya tidak sependapat, karena rawan memicu anak didik berselancar di internet,” ujarnya.

Ia menambahkan banyak olahraga yang lebih spesifik missal catur namun tidak masuk dalam kurikulun, tapi masuk kedalam sekolah-sekolah khusus yang sifatnya khusus.

E-sport sebaiknya diperlakukan sama dengan olahraga khusus, ditempatkan pada level khusus pada sekolah khusus.

Baca Juga: Jabat Ketua E-Sport Palembang, Finda Fokus Lahirkan Atlet E-Sport Berbakat

“Khawatir ada distorsi dan dampak yang kurang baik bila diberlakukan e-sports masuk ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. E-sports sebaiknya kursus atau sekolah khusus,” tukasnya.

Ia mengatakan perlu ada pembatasan yang tepat ketika e-ports benar-benar ditetapkan sebagai kurikulum, sebab akan ada pembenaran nongki atau nongkrong di internet.

Akan berbahaya ketika ada keharusan untuk berinteraksi dalam e-sports, sehingga orang yang tadinya tidak berminat jadi ikut dan yang minat akan tambah banyak yang berinteraksi melalui internet.

Tapi bila dimasukkan kedalam sekolah khusus dan tidak masuk ke sekolah umum akan mudah pembatasannya.

“Disatu sisi orang tua ingin membatasi anaknya di dunia maya, tapi disisi lain ada kurikulum disekolah. Harus ada pembatasan-pembatasan disekolah, orang tua, tidak bisa dibayangkan bila ada pembenaran anak-anak bermain e-sports,” tukasnya.

Baca Juga: Muncul Klaster Sekolah PTM ini kata Dokter Spesialis Anak