Find Us On Social Media :
Rapat Teknis Hasil Kajian dan Rekomendasi Teknis Kaji Cepat Banjir pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Barabai dan Rekomendasi Kajian Pengamanan Lingkungan (Environmental Safeguard) Berbasis Ekoregion pada Sub DAS Batang Alai serta Pemberian Informasi Bencana Banjir di Wilayah Hulu Sungai Tengah (Smart Banjarmasin/Razie)

Kajian Rampung, Ini Penyebab Banjir Parah di HST & Cara Mengatasinya

Fakhrurazi - Rabu, 15 Desember 2021 | 11:00 WIB

 

Barabai, Sonora.ID – Hasil kajian dan rekomendasi teknis kaji cepat banjir pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Barabai, disampaikan secara resmi oleh Pemprov Kalsel pada rapat teknis yang digelar di Aula Kantor Setda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), pada Selasa (14/12).

Kajian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) RI tersebut, mengungkap fakta penyebab banjir besar di HST dan solusi jangka panjang untuk mengatasinya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana dalam acara penyampaian hasil kajian penyebab banjir di HST itu menyampaikan, bahwa Pemprov Kalsel bersama Kemen LHK telah melaksanakan kajian banjir di Kabupaten HST.

Kajian yang juga dilakukan bersama tim dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) itu menyebutkan bahwa dampak banjir sebagian besar berada di bagian hilir, yaitu 68,66 persen. Adapun kerugian fisik, berupa rusaknya bangunan dan infrastruktur lainnya.

Baca Juga: Susul HST & HSU, Pemprov Kalsel Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

Ia menjabarkan, untuk mengurangi dampak banjir dan strategi pengamanan lingkungan hidup di Sub DAS Batangalai Kabupaten HST, ada 4 rencana aksi yang ditawarkan.

Yaitu mengurangi luas genangan, mengurangi potenisi kerugian ekonomi, menghilangkan korban jiwa dan pengamanan lingkungan hidup berbasis ecoregion.

“Hasil kajian ini menawarkan 4 rencana aksi yang diyakini mampu menanggulangi dan mengurangi dampak bencana banjir,” tuturnya.

Implementasinya menurut Hanifah adalah dengan melakukan tindakan vegetatif, yaitu dengan menanam pohon yang mampu menyerap air dalam jumlah besar, menanam pohon endemik, serta pemilihan vegetasi fast growing.

Mengenai rekayasa sipil teknis, yaitu dengan membangun bendungan, kolam kontrol, guly plug, bendung, normalisasi serta rehabiitasi sungai.

Baca Juga: 44 Ruas Jalan di Banjarmasin Rusak Terdampak Banjir Ditinggikan