Find Us On Social Media :
Wali Kota Eri saat memantau kegiatan urban farming di RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo. (Yanuar S.P)

Tingkatkan Kualitas Produk Urban Farming, Pemkot Surabaya Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi

Budi Santoso - Jumat, 21 Januari 2022 | 14:20 WIB

Surabaya, Sonora.ID – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi men-support penuh urban farming dengan teknik hidroponik di Kota Pahlawan. Salah satunya, seperti yang ada di wilayah RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo.

Urban farming dengan teknik hidroponik bukanlah hal baru di Surabaya. Tapi yang membuat berbeda di sini, yaitu menggunakan teknologi Internet of Things (IoT). Teknologi itu dibuat dan dikembangkan oleh dua mahasiswa Teknik Elektro Universitas Kristen (UK) Petra, yakni Gregorio Diovani Wahanie dan Sih Kawuryan Yulianes Kufa.

Saat Wali Kota menilik greenhouse di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Wanita Serpis RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari, ia takjub dengan teknologi IoT buatan Gregorio dan Kawuryan.

Baca Juga: Selama Pandemi Masyarakat Minati Urban Farming, Permintaan Bibit ke DKPP Surabaya Meningkat

Teknologi ini dikontrol melalui aplikasi bernama 'SERPIS' yang berfungsi sebagai penyiraman, pengabutan dan pengaturan suhu di green house secara otomatis.

"Kita belajar betul, ternyata tanaman hidroponik ini akan jauh lebih bagus kalau ada pengaturan suhunya dan penyiraman air otomatis. Itu sudah dilakukan oleh teman-teman UK Petra dan Pak Rektor," kata Eri, Kamis (21/01/2022).

Wali Kota ingin nantinya aplikasi SERPIS bisa dikembangkan dan diterapkan di seluruh urban farming yang ada di Kota Pahlawan. Tujuannya, agar kualitas sayuran hidroponik yang dikelola oleh petani lokal Surabaya menjadi lebih baik lagi.

"Tugas kita, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, itu memastikan bahwa yang berinvestasi di kota Surabaya ketika membeli sayur, belinya di green house yang ada di kota ini. Misal hotel, rumah makan, apartemen, yang menyediakan makanan dengan sayuran, belinya di petani hidroponik Surabaya. Dengan catatan, kualitasnya harus baik sesuai dengan standarnya," ujar Eri.

Ia yakin dengan adanya kolaborasi antara Pemkot Surabaya dengan perguruan tinggi, bisa menciptakan sayuran hidroponik yang sesuai dengan standar Internasional. Selain itu, juga akan meningkatkan penghasilan warga Kota Surabaya.

Disamping itu, Gregorio menjelaskan awal mula ia menemukan ide teknologi IoT buatannya ini. Aplikasi berbasis android yang menggunakan tenaga surya tersebut, secara keseluruhan dikendalikan lewat ponsel dengan jaringan internet. Mulai dari penyiraman pengabutan, pengaturan suhu udara dan pendeteksi kadar air, semuanya dapat dikendalikan dengan mudah dalam satu genggam.