Find Us On Social Media :
Wapres Ma'ruf Amin saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) secara virtual, Sabtu (26/03/2022). (Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Wakil Presiden (BPMI Setwapres) )

Wapres Ma'ruf Amin: Kerugian Akibat Stunting Lebih Dari 300 Triliun Setiap Tahun

Lia Muspiroh - Sabtu, 26 Maret 2022 | 16:15 WIB

Sonora.ID - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan permasalahan stunting mendesak untuk segera diselesaikan karena kerugian yang ditimbulkan tidak sedikit, baik dari sisi SDM maupun dari sisi ekonomi. 

Saat ini pemerintah berupaya menurunkan prevalensi stunting dari 24,4 persen menjadi 14 persen di tahun 2024.
 
"Pemerintah menargetkan stunting turun hingga 14 persen pada tahun 2024. Artinya dalam kurun waktu sekitar 2 tahun ke depan, kita harus bisa menurunkan prevalensi stunting hingga lebih dari 10 persen" Kata Wapres dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) secara virtual, Sabtu (26/03/2022). 
 
Berdasarkan kajian Bank Dunia, Wapres menyebut kerugian akibat stunting dan kekurangan gizi lainnya bisa mencapai 3% dari PDB negara, sementara di tanah air kerugian akibat stunting lebih dari Rp 300 Triliun. 
 
"Kerugian ekonomi akibat stunting dan kekurangan gizi lainnya adalah 2 hingga 3 persen terhadap total PDB sebuah bangsa" 
 
"Bagi Indonesia total kerugian akibat stunting mencapai lebih dari 300 T setiap tahun" Lanjut Wapres
 
Selain kerugian ekonomi, Wapres menambahkan stunting juga menimbulkan kerugian pada kualitas SDM.
 
Yaitu menyebabkan penurunan kecerdasan, penurunan kemampuan kognitif, serta terganggunya metabolisme tubuh sehingga rentan terjangkit penyakit tidak menular seperti jantung dan diabetes. 
 
"Kesemuanya itu akan menurunkan produktifitas di masa depan. Sementara keunggulan SDM adalah kunci mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan visi Indonesia maju".
 
Baca Juga: BKKBN: Prevalensi Stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan 48,3 persen