Find Us On Social Media :
Kadisdikbud Kalsel, Muhammadun (banjarmasin.tribunnews.com/Milna Sari)

Disdik Kalsel Tegaskan Tak Ada Intoleransi di SMA Negeri 1 Banjarbaru

Eva Rizkiyana - Rabu, 25 Mei 2022 | 19:36 WIB

Banjarmasin, Sonora.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan secara tegas membantah instruksi guru SMA Negeri 1 Banjarbaru yang mengharuskan peserta didik hadir ke sekolah saat libur hari raya Waisak pada 16 Mei lalu, bukan merupakan kasus intoleransi.

Menyusul tidak adanya peserta didik di sekolah tersebut yang beragama Budha, yang mendapatkan imbas dari keharusan hadir pada tanggal merah tersebut.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammadun, usai rapat bersama Komisi IV DPRD Provinsi, Rabu (25/05) sore.

Baca Juga: SE Diabaikan, Sekolah di Banjarmasin Tetap PTM Penuh Usai Libur Lebaran

"Itu bukan kasus intoleransi melainkan hal yang sangat wajar dalam rangka mengembangkan dunia pendidikan karena pada tanggal 16 Mei itu ada persiapan seni dan pameran di sekolah," tuturnya kepada awak media.

Kehadiran peserta didik untuk menyiapkan pameran yang digelar keesokan harinya, menurutnya juga sudah disepakati.

Terkait isi pesan singkat dari salah guru yang mengatakan adanya risiko nilai nol bagi yang tidak hadir pada tanggal tersebut, Muhammadun menilai itu hanya strategi agar jadi perhatian bagi peserta didik.

Mengingat penilaian tetap berdasarkan pada hal-hal yang berkaitan dengan akademik, seperti PR, ulangan maupun ujian yang diikuti oleh yang bersangkutan.

Klarifikasi terkait hal itu menurutnya juga sudah disampaikan kepada Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, Muhammad Lutfi Saifuddin, dalam kesempatan rapat.

Baca Juga: Puncak Arus Mudik di Bandara Syamsudin Noor Diprediksi Tanggal 30 April, Jumlah Penumpang Bisa Capai 8.500 Orang!

Kesimpulan yang sama juga diungkapkan komisi yang membidangi masalah pendidikan itu, yakni tidak adanya pelanggaran hak peserta didik dalam hal intoleransi pelaksanaan ibadah keagamaan.

"Kebetulan sekali di SMA Negeri 1 Banjarbaru tidak ada peserta didik yang beragama Budha dan melaksanakan hari raya Waisak," pungkasnya.

Seperti diketahui, pada libur hari raya Waisak pekan lalu, peserta didik di SMA Negeri 1 Banjarbaru diharuskan masuk untuk persiapan pameran di sekolah pada 17 Mei atau keesokan harinya.

Polemik muncul pasca beredarnya tangkapan layar dari grup pesan singkat peserta didik berisi keharusan hadir pada tanggal tersebut yang dikirimkan oleh salah seorang guru. Di mana guru yang bersangkutan juga seolah-olah menaku-nakuti peserta didik yang tidak hadir menyiapkan pameran dengan nilai nol.