Find Us On Social Media :
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, M. Arifin Soedjayana (kedua dari kiri-batik merah abu) pada acara JAPRI di Gedung Sate, Jumat (27/5/2022)/Gun ()

Lebih dari 2800 Hewan di Jabar Tertular PMK, DKPP Sebut Masih Terkendali

Indra Gunawan - Minggu, 29 Mei 2022 | 11:40 WIB
 
 
Bandung, Sonora.ID - Jelang Idul Adha, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) terus mewaspadai penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan. Pasalnya, PMK tersebut sudah menyebar di 20 Kabupaten/Kota di Jabar
 
Sejauh ini, menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, M. Arifin Soedjayana, bahwa di Jabar tercatat ada 2.816 hewan ternak berkuku belah (sapi potong, sapi perah, domba dan kambing) telah tertular virus penyebab penyakit mulut dan kuku (PMK).
 
“Di data kami hingga Kamis 26 Mei 2022, tercatat hewan berkuku belah sudah di 20 Kabupaten/Kota di Jabar telah tertular PMK, totalnya ada lebih dari 2800an. Di Jabar itu pertama kali diketahui ada hewan yang terkena PMK itu di Garut pada 7 Mei, lalu setelah itu ada juga di Tasikmalaya dan Banjar," papar Arifin di Gedung Sate, Jumat (27/5/2022) lalu.
 
Baca Juga: Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, 5 Pasar Hewan di Boyolali akan Ditutup 
 
"Kami terus mewaspadai dan mencegahnya. Nah dari 20 kabupaten/kota itu kami telusuri dan berasal dari 97 kecamatan. 97 Kecamatan itu berasal dari 125 desa/kelurahan,” ungkapnya. 
 
Arifin mengatakan, secara populasi jumlah hewan yang tertular tersebut tidak signifikan. Namun secara jumlah Kabupaten/Kota di Jabar cukup luas.
 
“Dari total jumlah hewan yang tertular tadi, kami sudah lakukan penanganan, seperti ada yang dipotong paksa, diobati dan ada juga yang mati," kata Arifin.
 
"Nah untuk tingkat kesembuhannya itu sudah 6,85 persen atau sekitar 193 ekor, yang mati 33 ekor atau 2,45 persen,” imbuhnya.
 
Baca Juga: Pemerintah Maksimalkan Perlindungan Anak dan Disabilitas yang Terdampak Pandemi
 
Sebagai antisipasinya, lanjut Arifin, DKPP Jabar menfokuskan penanganan lock down dilakukan pada skala kecamatan hingga desa. 
 
“Kita terus melakukan tracing penyebaran darimana, hingga di jalan atau jalur pengiriman pun kita optimalkan, seperti ada cek poin bekerjasama kepolisian. Hewan dari luar Jabar itu masuknya pukul 1 dinihari, itu pun kita lakukan pengecekan,"ucap Arifin.
 
Meski demikian, Arifin menegaskan, wabah PMK di Jabar dapat masih sangat terkendali.
 
"Kita selalu meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan agar tidak kecolongan. Kita belajar semua itu dari bagaimana kita menghadapi dan menangani kasus Covid-19," pungkas Arifin.