Find Us On Social Media :
Aliando Syarief (kompas.com)

Kasihan 2 Tahun Berjuang dari OCD, Artis Sinetron Ganteng Ganteng Serigala Ini Nekat Syuting Lagi, Kenali Gejala Gangguan Mental Ini

Muhamad Alpian - Minggu, 26 Juni 2022 | 13:40 WIB

Sonora.ID - Lama tidak pernah muncul di layar televisi, artis tampan yang berperan di sinetron Ganteng Ganteng Serigala, Aliando Syarief dikabarkan akan syuting kembali.

Ali Ando kembali ke layar lebar usai dirinya berjuang dengan keras melawan penyakit gangguan mental yang tidak sepele.

Sebagimana diketahui, pria yang biasa disapa Ali ini didiagnosis oleh dokter mengalami gangguan obsesif-komplusif (OCD) sejak masih duduk dibangku sekolah dasar (SD).

Semakin dewasa Aliando mengatakan jika gejala yang dirasakannya semakin parah, sehingga menggangu aktivitas dalam karier aktingnya.

Masih belum sembuh total terhadap penyakit OCD itu, namun Aliando kini nekat syuting lagi.

Mantan dari Prilly Latuconsina ini dikabarkan sedang disibukkan dengan syuting film 'Argantara' bersama Natasha Wilona.

"Memutuskan comeback, pertama masih ada janji-janji yang harus ditepati. Kayak kontrak dan sebagainya. Dan minta waktu untuk istirahat karena kena OCD itu, mau enggak mau harus check up supaya bisa refreshing lagi," ungkap Ali di kanal YouTube Natasha Wilona.

Baca Juga: Kabar Duka! Marshanda Idap Penyakit Mengerikan sampai Takut Umurnya Tak Lama Lagi, Ternyata Makanan Ini Penyebabnya

Keputusan syutingnya ini juga merupakan salah satu terapi pengobatan OCD (Obsessive Compulsive Disorder).

"Belum (sembuh) banget, tapi sudah 80 persen. Iya (nekat). Berani karena udah bisa sedikit walau masih berisiko sebenarnya. Beraniin aja sih. Nekat emang," lanjutnya.

"Sebenarnya itu bagian dari terapi. Dulu tuh enggak bisa keluar rumah, ngobrol pun enggak bisa. Ini juga bisa menjadi self achievement buat gue bahwa 'Lu berhasil melewati masa-masa susah lu dulu'," tambah dia.

Kenali gejala OCD

Salah satu contoh gejala OCD yang dialami oleh Aliando adalah saat melihat ada sampah di dalam ruangannya.

Alih-alih membuangya ke tong sampah, ia justru merasakan dorongan untuk menyusun sampah-sampah itu.

Contoh OCD itu hanya sebagian kecil, masih ada berbagai bentuk contoh lainnya.

Melansir Mayo Clinic, gejala OCD sendiri dibagi menjadi gejala obsesi dan gejala kompulsi.

Meski OCD tediri dari keduanya, tapi mungkin saja seseorang akan mengalami salah satu gejala dan tetap diklasifikan menderita OCD.

Dari gejala obsesi, kita bisa mengenali sejumlah gejala dengan subjek tertentu seperti takut kotor dan kuman, atau panik karena selalu bertanya-tanya apakah sudah mematikan kompor atau belum.

Ada juga OCD yang mengakibatkan seseorang harus ada di tengah lingkungan yang sangat simetris dan hal-hal yang asimetris dapat begitu menggangu.

Baca Juga: Kabar Duka! Raffi Ahmad Makan Lidah Sapi 3 Piring, Efeknya Malah Bikin Suami Nagita Slavina Kena Penyakit Berbahaya Ini...

OCD juga bisa berupa berbagai hal pikiran yang sebenarnya tak diinginkan seperti subjek agama hingga seks.

Sedangkan gejala kompulsif yakni kebiasaan mencuci tangan hingga kulit tangan menjadi rusak saking takut bakteri, kebiasaan mengecek pintu berkali-kali takut belum dikunci, menghitung pola-pola, mengulang-ulang doa, kata atau kalimat tertentu.

Bukan itu saja, stres berlebihan akibat banyak hal yang tidak tersusun atau terjadi sebagimana urutan yang kita bayangkan juga merupakan gejala dari OCD yang perlu diwaspadai.

Tingkat keparahan dari penyakit mental OCD

Penyakit ini dimulai dari usia remaja hingga dewasa, namun ada juga yang muncul sejak kecil.

Gejala ini cenderung meningkat seiring perkembangan waktu dan tipe obsesi atau kompulsi yang dirasakan bisa berganti-ganti.

Selain itu, gejala OCD akan semakin parah jika kita mengalami stres berlebih.

Ingat ya! OCD tidak sama dengan perfeksionis.

Jika merasakan gejala obsesi atau kompulsi yang tak wajar maka jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter atau ahli.

Baca Juga: Kabar Duka! Kulit Ameena Kemerahan Gara-gara Make Up Krisdayanti, Ibu Aurel Hermansyah: 'Demi Cucu..'