Find Us On Social Media :
10k vitual Run to End TB (Sonora.ID)

Virtual Run 10 KM, Dukungan Wujudkan Eliminasi Tuberkulosis (TBC) di Makassar

Muhammad Said - Senin, 25 Juli 2022 | 19:30 WIB

Makassar, Sonora.ID - Pemerintah melalui Dinas Kesehatan setempat berencana menggelar kampanye eliminasi tuberkulosis (TBC) melalui Virtual Run 10km.

Kegiatan merupakan salah satu upaya meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat. Rangkaian yaitu skrining mandiri untuk membantu menemukan kasus TBC yang masih banyak belum terlaporkan.

"Ayooo ikuti virtual run 10 KM serta skrining dirimu dan orang di sekitar mu, agar Indonesia bebas dari TBC! Segera daftar dan klik https://linktr.ee/runtoendtb. Pendaftaran hanya dibuka pada tanggal 16 sampai 28 Juli 2022 dan periode lari serentak pada tanggal 20 sampai 30 Agustus 2022," seperti dikutip dalam keterangan yang diterima, Senin (25/7/2022).

Kepala seksi penaggulangan penyakit menular (P2M) Dinkes Makassar, dr. Andi Mariani dalam beberapa kesempatan menilai, perlunya dukungan untuk mewujudkan eliminasi tuberkulosis (TBC) di tahun 2030.

Baca Juga: Punya Teman TBC Gak Boleh Diajak Makan Bareng? Dokter: Aman Asal…

Olehnya, merasa terbantu dengan hadirnya Forum Multi Sektor Percepatan Eliminasi Tuberkulosis Makassar.

Indira Jusuf Ismail diketahui sebagai ketua forum. Salah satu tugasnya, melakukan sosialisasi dan edukasi terkait deteksi dini penyakit TB.

"Baru putus lah rantai penularan nya. Upaya kita adalah bagaimana untuk menemukan kasus sebanyak-banyak nya untuk kita tangani dan obati," ujarnya.

Sejauh ini, pemerintah menemukan ribuan orang tertular atau penderita TBC di Makassar. Targetnya sebanyak 6 ribu lebih di tahun 2022 ini.

"Kita target yang harus ditemukan sekitar 6.600 kasus baru, sekarang sudah seribu sekian," ungkapnya.

Mariani mengatakan, upaya efektif dalam mencegah penularan adalah dengan memeriksa orang yang memiliki gejala TB. Ini untuk segera diobati hingga sembuh.

Pihaknya menekankan, pelacakan kasus terus ditingkatkan untuk percepatan eliminasi.

"Kita kan mau putuskan mata rantai, kalau penemuan kasus banyak kita segera obati harapannya angka penularan terputus dengan sendirinya sehingga bisa melakukan eliminasi jadi tidak ada lagi kasus baru di tahun 2030," tutupnya.