Find Us On Social Media :
Top Ittipat, kisah sukses pemilik Tao Kae Noi ()

Kisah Top Ittipat, Pecandu Game Online yang Alami Jatuh Bangun untuk Kembangkan Perusahaan Snack Tao Kae Noi

Syahidah Izzata Sabiila - Senin, 29 Agustus 2022 | 06:00 WIB


Sonora.ID - Siapa yang tidak mengetahui merk makanan ringan (snack) dari rumput laut Tao Kae Noi.

Rasanya yang lezat membuat siapa saja ketagihan, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.

Di balik nama besar merk asal Thailand ini, ternyata ada perjuangan keras seorang Top Aitthipat Kulapongvanich atau yang dikenal dengan Top Ittipat.

Perjuangan Top Ittipat hingga kini jadi salah satu miliarder muda di Thailand menjadi contoh bahwa kerja keras tidak pernah menghianati hasil.

Lantas bagaimana kisah perjuangan seorang Top Ittipat yang mulanya seorang pecandu game online hingga bisa jadi pemilik perusahaan snack rumput laut terkenal Tao Kae Noi? Simak ulasannya berikut ini.

Kecanduan Game hingga Bisnis Orang Tua Bangkrut

Top Ittipat mulanya hanya seorang siswa sekolah menengah biasa. Di usianya yang kala itu masih 16 tahun, dia malah kecanduan game online bernama Everquest.

Kepiawaiannya bermain game tersebut membuatnya jadi salah satu pemain game online terbaik. Bahkan Top Ittipat berhasil mendapatkan banyak item langka dan harta karun yang diperlukan untuk peningkatan karakter yang sulit didapatkan orang lain.

Saking jagonya, pemain game dari seluruh dunia, terutama dari Amerika Serikat (AS), mulai menghubunginya untuk membeli item langka dari yang dia dapatkan selama bermain Everquest.

Berkat hal itu, dia bisa mendapatkan uang yang cukup besar yakni sekitar 10.000 dollar per bulan.

Di usianya yang ke 17, dia lalu melanjutkan studinya di University of Chamber of commerce of Thailand.

Sayangnya kala itu bisnis orang tuanya bangkrut hingga terlilit utang hingga 10 juta dolar AS.

Karena itu, ia memutuskan untuk berhenti sekolah dan membantu keluarganya.

Ittipat menjual akun game miliknya dan mulai berpikir bagaimana caranya memanfaatkan modal yang ada untuk membantu keuangan keluarganya.

Baca Juga: Kisah Sukses Hendra Arifin, Pemilik HokBen yang Rela Resign dari Perusahaan Multinasional Hingga Sempat Ditentang Keluarga!


Kegagalan demi Kegagalan Dilaluinya

Awalnya dia mencoba menjual makanan dan kopi di depan kampus, berinvestasi dan menjual DVD player murah untuk bisa membayar utang keluarga. Sayangnya segala usahanya tersebut tak berhasil. Dia malah mengalami kerugian.

Top juga berusaha mencari pinjaman uang ke bank untuk memulai usaha baru. Namun, pihak bank tak begitu saja menyetujuinya.

Kondisi tersebut membuat Top sadar akan sikapnya yang dulu bermalas-malasan saat sekolah. Namun dari situ pula dia mulai terjun ke dunia bisnis semakin dalam.

Tak pantang menyerah, Topkembali melirik usaha lain yaitu kacang goreng setelah membaca peluang bisnis tersebut.

Dia pun mulai membuka bisnis kacang di di pusat perbelanjaan besar. Dalam waktu satu setengah tahun, ia membuka lebih dari 30 cabang di Thailand.

Sayangnya pemilik pusat perbelanjaan mulai melarangnya untuk menjual kacang lantaran asapnya mengotori langit-langit toko dan baunya tersebar di seluruh mal.

Top kemudian memindahkan kedainya ke luar mal. Sayangnya waktu berlalu penjualan kacang turun drastis hingga 50 persen.

Top sempat merasa putus asa, terlebih kedua orang tuanya memilih pergi ke China untuk menata hidup baru sehabis bangkrut.

Namun dirinya tetap berusaha untuk bertahan di Thailand dan membuktikan pada kedua orang tuanya bahwa dirinya bisa sukses suatu hari nanti.

Dari situlah dia kembali mencari peluang usaha baru. Setelah beberapa bulan gagal, Top kemudian melirik peluang berjualan rumput laut goreng.

Awalnya Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak karena setelah digoreng rasanya pahit.

Dia, dibantu oleh pamannya, bahkan menghabiskan lebih dari 100.000 bath (41 juta) untuk membuat snack rumput laut yang enak. Namun usaha tersebut gagal sampai tak ada rumput laut mentah yang tersisa.

Setelah mencoba berkali-kali, akhirnya Top berhasil membuat rumput laut yang enak. Rasa yang enak tanpa dukungan marketing yang bagus rasanya percuma.

Hal itulah yang mendorong Top kembali berpikir keras bagaimana produk rumput laut-nya bisa makin dikenal orang.

Baca Juga: 4 Fakta Hidup Chairul Tanjung, Si Anak Singkong yang Sukses Jadi Orang Nomor 6 Terkaya di Indonesia!

Secara kebetulan ide muncul saat ia berbelanja di mini market 7-Eleven. Ia ingin menjual produknya melalui 7-Eleven hingga bisa ekspansi ke luar negeri.

Awalnya, manajemen 7-Eleven menolak permintaannya karena kemasan produk rumput lautnya kurang bagus.

Top pun berusaha keras untuk dapat memenuhi syarat tersebut. Beberapa kali dicoba sampai akhirnya Top mulai menyerah.

Dia sempat sangat putus asa dan berpikir untuk menyusul kedua orang tuanya ke China.

Setelah berusaha berbulan-bulan untuk memodifikasi desain kemasan, akhirnya manajemen 7-Eleven puas dengan itu dan meminta untuk mengunjungi pabriknya untuk memastikan kualitas makanan dan produknya bisa dipasok ke 3.000 outlet di seluruh Thailand.

Dengan hanya enam pekerja di dapurnya, tidak mungkin Top bisa menyelesaikannya. Dia pun memutuskan untuk menjual alat pemanggang kacang untuk modal produksi dan mempekerjakan lebih banyak pekerja.

Produksi pun akhirnya terpenuhi. Dalam waktu 45 hari, Top memenuhi 72.000 bungkus rumput laut goreng untuk pesanan pertama 7-Eleven.

Produk rumput laut dengan merk Tao Kae Noi pun makin dikenal di Thailand. Dua tahun berlalu, rumput laut goreng tersebut pun diekspor ke berbagai negara, seperti Singapura dan Hongkong.

Di usianya yang ke-26, produk Top berhasil masuk ke 19 negara, seperti AS, Inggris bahkan Indonesia.

Kesuksesan tersebut mengantarkannya menjadi miliarder muda di Thailand dengan kekayaan bersih 1 miliar baht.