Find Us On Social Media :
Ilustrasi nyamuk demam berdarah dengue (DBD). (Pixabay/Mohamed Nuzrath)

Kondisi Cuaca Tak Menentu, Kasus DBD di Sragen Alami Peningkatan  

Yasinta Damayanti - Kamis, 29 September 2022 | 16:30 WIB

 

Sragen, Sonora.ID - Pada 2022 ini, Kabupaten Sragen telah mengalami peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Peningkatan tersebut dilihat sejak tiga tahun terakhir dimulai dari tahun 2020 lalu. 

Menurut Hargiyanto, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, mengungkapkan jika dari tiga tahun terakhir hingga September 2022 ini sudah ada 163 kasus DBD.

"Perkembangan kasus DBD sampai September ini, dari tiga tahun terakhir, 2022 ini paling banyak kasusnya," jelas Hargiyanto, Rabu (28/9/2022).

Sementara itu, dirinya mengatakan jika kasus DBD pada 2020 ada 64 kasus, 2021 ada 94 kasus, dan sepanjang 2022 kini sudah ada 163 kasus.

Baca Juga: Kebakaran di Perum Griya Asri Sragen, Diduga Akibat Tungku Api Belum Dimatikan

Hargiyanto juga mengatakan walaupun kasus DBD meningkat, angka kematian pada tahun ini justru menurun.

Tercatat pada tahun 2020 ada 2 kasus kematian, sedangkan tahun 2021 ada 1 kasus kematian, dan hingga September 2022 ini belum tercatat ada kasus kematian. 

Dirinya mengatakan jika anak-anak merupakan kelompok usia paling rentan terjangkit DBD.

"Sekarang merata, namun yang paling banyak masih anak-anak, iya anak-anak masih rentan," jelasnya. 

Sementara itu, menurutnya penyebab meningkatnya kasus DBD di Kabupaten Sragen karena cuaca yang tidak menentu sepanjang tahun 2022.

"Penyebabnya karena musim yang tidak menentu, kadang hujan, kadang tidak hujan, otomatis telur nyamuk jadi nyamuk dewasa, Jadi kalau hujan terus mungkin telur akhirnya berpindah, kalau ini kemungkinan menetap jadi nyamuk bisa berkembang biak," jelas dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto juga mengimbau agar masyarakat dapat menggalakkan aksi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Baca Juga: Persiapan Siswa SMPN 13 Surakarta Jelang Lomba Pengembangan Bahasa Jawa

Tidak hanya itu, dirinya juga menghimbau untuk melakukan gerakan 3M plus, yakni mengubur, menguras, juga memanfaatkan kembali barang-barang tak terpakai.

"Plusnya kita bisa menanam tanaman pengusir nyamuk, pakai slambu saat tidur, memakai lotion anti nyamuk dan juga memelihara ikan yang memakan jentik nyamuk," tambahnya.