Ilustrasi Harga Cabai Di SUMUT Tiba Tiba Melonjak, Ekonom: Tetap Waspadai Gejolak Harga Dalam Jangka Pendek
(Kompas.com)
Medan, Sonora.ID – Harga
cabai di kota
medan dan sekitarnya pada akhir pekan ini tiba tiba melonjak tajam.
Harga
cabai merah yang pada hari jumat pekan kemarin berada dikisaran 38 ribu per Kg, pada akhir pekan ini ditransaksikan dikisaran harga 53 ribu per Kg nya.
Sementara harga
cabai rawit yang pada hari jumat dijual pada kisaran 40 ribuan per Kg, saat ini diperjual-belikan dikisaran 50 ribuan per Kg.
Demikian diterangkan Ekonom
Sumut, Benjamin Gunawan dalam rilisnya kepada wartawan, Sabtu (28/1/2023).
"Kenaikan harga
cabai merah ini pada dasarnya sudah terlihat pada hari jumat, namun lonjakan yang signifikan sekitar 40% pada akhir pekan sangat mengejutkan konsumen. Sementara itu,
cabai rawit harganya melompat 25% di akhir pekan ini. Dari hasil penelusuran di pasar tradisional, pasokan
cabai dari wilayah aceh khususnya takengon terpantau berkurang di pasar induk tuntungan." ujar Gunawan.
Ia menjelaskan,
Cabai dari jawa yang masuk ke kota
medan juga mengalami kenaikan harga.
Di pasar induk ditransaksikan dikisaran level 45 ribu per Kg nya. Kenaikan harga
cabai ini tidak terlepas dari minimnya pasokan dari wilayah tanah karo
Sumut.
Yang memang dari sebelumnya sudah saya sampaikan bahwa kita lebih banyak bergantung
cabai dari luar
SUMUT saat ini.
Baca Juga: Dukung Sistem Pembayaran, BI Bakal Siapkan 172 ATM, Money Changer, Kas Keliling, dan QRIS pada Event F1H2O "Sejauh ini, cabai dari takengon juga menyuplai kebutuhan cabai di luar wilayah SUMUT, khususnya Riau. Sehingga SUMUT khususnya kota Medan harus berbagi dengan wilayah lainnya. Untuk sejumlah wilayah lain yang menjadi lumbung cabai seperti kabupaten batubara, baru akan memasuki musim panen di bulan maret mendatang. Jadi pada dasarnya harga cabai di kota medan maupun SUMUT secara keseluruhan masih berpeluang berfluktuasi, dengan tren naik setidaknya hingga jelang ramadhan nanti." terangnya.
Namun menurutnya, khusus untuk kenaikan harga cabai yang tiba tiba terjadi saat ini, saya pikir masih akan berpeluang untuk turun dalam sepekan kedepan.
Terlebih jika pasokan cabai dari wilayah pegunungan yang mengalami penurunan, lebih dikarenakan oleh intensitas hujan yang tinggi untuk beberapa saat.
Sehingga dampak kenaikan harga ke konsumen juga tidak akan lama.
"Kenaikan harga cabai ini tetap akan berpeluang sebagai salah satu pemicu inflasi pada bulan januari di SUMUT. Meskipun secara rata rata kenaikan harga cabai di 5 hari menjelang tutup januari tidaklah akan signfikan mendorong laju inflasi. Namun, saya menyarankan agar TPID melihat fonema lonjakan ini sebagai bahan masukan, agar mitigasi terkait pengendalian harga pangan khususnya cabai kedepan bisa dilakukan secara maksimal." katanya.
Ia juga menjelaskan, karena lompatan harga cabai ini sudah cukup menggambarkan bagaimana kemungkinan pembentukan harga cabai dalam jangka pendek."
Ini harus diwaspadai, mengingat pasokan cabai yang dihasilkan dari wilayah SUMUT baru akan terlihat mengalami peningkatan di sekitar bulan maret mendatang. Setidaknya proyeksi saya seperti itu." tutup Gunawan.