Find Us On Social Media :
Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., Menghadiri yang diselenggarakan oleh Universitas Tanjungpura Pontianak bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor, di Hotel Golden Tulip Pontianak, Selasa (21/2/2023). (Sonora Pontianak/William)

Sutarmidji Tekankan Pentingnya Indikator untuk Capai Desa Mandiri

- Kamis, 23 Februari 2023 | 12:00 WIB

 

Pontianak, Sonora.ID - Seminar dengan tema "Strategi Percepatan Desa Membangun dan Penguatan Tata Kelola Sawit di Kalbar", dibuka secara resmi oleh Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., yang diselenggarakan oleh Universitas Tanjungpura  Pontianak  bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor, di Hotel Golden Tulip Pontianak, Selasa (21/2/2023).

Pada kesempatan ini Gubernur menekankan bahwa di dalam Indeks Desa Membangun (IDM) terdapat 54 indikator untuk mencapai Desa Mandiri, jika semua dari 54 indikator terpenuhi maka tidak perlu lagi berbicara terkait lingkungan, sosial dan ekonomi.

"Karena 54 indikator itu, IDM nya dibagi tiga yaitu indeks kekuatan Sosial, indeks kekuatan Lingkungannya dan indeks kekuatan Ekonominya. Kalau ini ketiganya sudah baik maka akan bagus hasilnya," terangnya.

Dia  menegaskan bahwa  status desa yang diterapkan dapat meminimalisir angka kemiskinan hingga menekan jumlah tingkat pengangguran.

"Kalau desa itu maju, maka tidak akan terjadi penumpukan orang-orang pintar di kota, mereka akan kembali ke desa mereka karena fasilitas yang bagus lapangan pekerjaan juga ada," ucapnya tegas.

Baca Juga: Kolaborasi Bank Indonesia dan TNI AL, Jaga Kedaulatan Rupiah Lewat ERB

Selanjutnya, mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini berharap perkebunan yang berada di wilayah desa dapat mengupayakan status desa tersebut menjadi Desa Mandiri.

"Jika statusnya sudah menjadi Desa Mandiri itu artinya 54 indikator sudah terpenuhi, sehingga desa tersebut tidak akan ada masalah. Sinergitas masyarakat antara perkebunan pun akan terjalin dengan baik," harapnya.

Selain itu, pria kelahiran Pontianak ini mengajak kepada para peserta Seminar untuk serius memperhatikan masalah kesejahteraan masyarakat, masalah lingkungan dan sebagainya untuk keberlanjutan perkebunan dan usaha bidang perkebunan sawit.

"Misalnya ada penilaian negatif kepada perkebunan sawit, maka solusinya pohon sawit yang ditanam masuk ke dalam sebuah aplikasi (SIPPOHON KALBAR), yang nantinya dapat diukur karbonya berapa, biomassanya, CO2 nya itu semua bisa diukur. Kita opini dengan hal-hal yang baik, jadi tidak bisa kita membuat opini tanpa data," ajak Gubernur menutup sambutannya.

Dalam Seminar tersebut turut dihadiri Jajaran Institut Pertanian Bogor, Jajaran Universitas Tanjungpura Pontianak dan beberapa Kepala Perangkat Daerah terkait, serta para mahasiswa.