Banjarmasin, Sonora.ID - Berbeda dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel, lembaga pendidikan di bawah naungan Pemko Banjarmasin menggap belum perlu menempatkan metal detector di sekolah-sekolah.
Sebelumnya diketahui, Disdikbud Kalsel bakal memasang alat metal detector di sejumlah sekolah untuk memperketat pengawasan lembaga pendidikan, buntut dari kasus penikaman sesama murid di SMAN 7 Banjarmasin.
Namun demikian, gagasan itu rupanya tidak berlaku di Banjarmasin. Bahkan Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin, penempatan metal detector terlalu berlebihan dibawah naungannya. Baik SD maupun SMP.
"Dengan menggelar razia-razia sudah cukup," ucap Nuryadi, Kepala Disdik Banjarmasin kepada Smart FM Banjarmasin.
Ia beranggapan, razia yang dilakukan para guru masih efektif untuk mencegah benda-benda terlarang yang dibawa murid masuk ke sekolah. Entah itu senjata tajam (sajam) maupun barang berbahaya lainnya.
Baca Juga: Dear Warga Banjarmasin! Sayembara Logo Harjad Ke-497 Berhadiah Jutaan
Disamping itu, penempatan CCTV di beberapa titik juga cukup membantu untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di sekolah.
"CCTV masih perlu. Kalau sampai dipasang metal detector belum perlu," tandasnya.
Disisi lain, Nuryadi mengklaim, pihaknya juga terus menyosialisasikan tiga dosa besar di dunia pendidikan kepada orang tua siswa. Yakni Bullying atau perundungan, Narkotika dan Intoleransi.
"Lewat rapat-rapat orang tua dan komite selalu kita sampaikan. Orang tua juga jangan lepas tangan terhadap anaknya," harapnya.
Diketahui, Dinas Pendidikan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel bakal memasang alat metal detector di sejumlah sekolah untuk memperketat pengawasan lembaga pendidikan.
Rencana ini juga telah direstui oleh Komisi IV DPRD Kalsel dan pengadaan alat itu akan dibahas dalam rapat APBD Perubahan 2023.
Baca Juga: BSF ke-7, Pemilihan Putra-Putri Sasirangan 2023 Dimulai