Find Us On Social Media :
Kepala DPPPA Dalduk KB Sulsel memberi penghargaan kepada Pertamina atas program Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD) (Dok Pertamina)

Pertamina Jadi Perusahaan Pertama Lakukan Pendampingan Komprehensif Bagi Anak Korban KDRT

Dian Mega Safitri - Senin, 18 September 2023 | 12:55 WIB

Makassar, Sonora.ID - PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi melalui Unit Operasinya yaitu Integrated Terminal Makassar menerapkan sistem pendampingan komprehensif sebagai inovasi sosial bagi anak korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan eksploitasi melalui Program Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD).

Pertamina memperoleh pengakuan sebagai perusahaan pertama yang menerapkan inovasi tersebut.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPA- Dalduk KB) Provinsi Sulsel, Andi Mirna di Makassar.

Pihaknya pun mendukung dan memberikan apresaisi terhadap program SAPD.

“Program SAPD ini telah memberikan edukasi kepada anak-anak dan orang tua, bagaimana mereka lebih dapat percaya diri menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan dapat bersaing dimasa yang akan datang, tidak hanya di dunia nyata maupun di dunia maya," ujar Andi Mirna dalam keterangannya, Senin (18/9/2023).

Mirna menyebut, adanya program SAPD dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045. Khususnya di wilayah Sulawesi Selatan.

Sementara, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengatakan program SAPD telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan perilaku anak-anak.

Program ini juga diklaim memiliki sustainability yang tinggi, karena telah menjadi program mandiri.

“Kami sangat senang bahwa program SAPD ini dapat diterima oleh Masyarakat, dan menjadi salah satu program pelopor dalam mengatasi aspek bencana sosial terhadap anak khususnya di wilayah Sulawesi Selatan,” ucap Fahrougi.

Setidaknya Pertamina telah mendampingi SAPD kurang lebih selama 5 tahun. Mulai dari fase rintisan awal program, pembentukan perangkat pembelajaran, pendampingan kegiatan, penyusunan kurikulum, pendampingan konseling psikologis klinis anak, hinga akhirnya pada tahun ini masuk ke dalam fase mandiri.