Find Us On Social Media :
()

Balai Bahasa Kalbar Siap Lanjutkan Kolaborasi dan Pendampingan bagi Komunitas Bahasa dan Sastra Melayu

Saortua Marbun - Senin, 20 November 2023 | 12:55 WIB

Kubu Raya, Sonora.ID - Pelestarian bahasa dan sastra daerah lewat kolaborasi berbagai pihak terus dilakukan.
 
Salah satunya upaya pelestarian bahasa dan sastra Melayu Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar) lewat komunitas pegiat literasi dan seni. Belakangan, dukungan bantuan dana kegiatan diberikan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kepada komunitas Langkau Etnika, Sungai Rengas, Kubu Raya Kalbar.
 
Bantuan pemerintah sebesar Rp88.487.000 diwujudkan dalam dua kegiatan yakni Workshop Penulisan Naskah Drama Musikal Anak Berbahasa Melayu dan Pementasan Drama Musikal Anak Melayu berjudul "Kemponan" di Langkau Etnika Art Space, Kubu Raya Kalbar, Sabtu (18/11/2023). 
 
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan  Barat Drs. Anang Santosa, M.Hum mengapresiasi keberadaan Langkau Etnika yang konsisten dalam kegiatan literasi bahasa dan sastra Melayu. Apalagi sasarannya adalah anak-anak sekolah yang menjadi penerus kelestarian bahasa dan sastra Melayu Kalbar. Langkau Etnika sendiri kata Anang menjadi komunitas pertama yang mendapat bantuan pemerintah. Ia pun berharap hal ini bisa menjadi penyemangat komunitas lainnya untuk melanjutkan upaya menjaga kelestarian bahasa dan sastra. 
 
"Saya mengapresiasi sangat baik sekali apa yang dilakukan Langkau Etnika ini. Mengapa? Karena ini sejalan dengan program prioritas Badan Bahasa utamanya upaya pelestarian bahasa dan sastra daerah. Pertunjukan ini yang main anak-anak. Justru ini sasaran kita untuk revitalisasi ke depan baik bahasa maupun sastra daerah," ujar Anang Santosa usai ikut menyaksikan pertunjukan musikalisasi drama berbahasa Melayu yang berjudul "Kemponan". Drama ini dimainkan oleh mayoritas siswa sekolah SD hingga SMP di Kalbar. 
 
Baca Juga: Kubu Raya Menanjak Run Ajang Motivasi Buat Generasi Muda
 
Anang Santosa mengakui kolaborasi menjadi upaya untuk melestarikan bahasa dan sastra Melayu Kalbar. Keberadaan komunitas diperlukan untuk menjangkau masyarakat luas sekaligus melestarikan bahasa dan sastra Melayu Pontianak Kalbar. 
 
Mengenai kondisi bahasa dan sastra Melayu di Kalbar, Anang mengaku keberadaannya tetap perlu dipertahankan ditengah masyarakat. Menjaga pewarisannya kepada generasi muda kata Anang menjadi hal yang penting. 
 
"Tapi kita jaga-jagalah. Menjaga pewarisannya itu. Salah satunya dengan cara seperti pertunjukan drama musikal anak berbahasa Melayu ini," ungkap Anang 
 
Ia melanjutkan upaya pelestarian bahasa dan sastra Melayu Pontianak perlu terus didukung oleh beragam komunitas literasi bahasa dan sastra yang ada di Kalbar. Disamping lewat kolaborasi kegiatan, dukungan Balai Bahasa Kalbar juga diberikan lewat pendampingan atas komunitas-komunitas bahasa dan sastra. Misalnya terkait aspek legalitas komunitas yang perlu menjadi salah satu aspek penunjang keberadaan komunitas dalam menjalankan organisasi. 
 
"Dengan adanya bantuan pemerintah ini, karena ini yang pertama di Kalimantan Barat. Ini jadi praktik baik bagi komunitas-komunitas disekitarnya. Ohh ternyata bisa loh. Karena yang selama ini kita pantau adalah komunitas-komunitas yang ada itu mengabaikan satu yang penting, legalitas keberadaan komunitas itu.  Sudah sejak lama kami tekankan itu tapi masih banyak yang belum. Legalitas dari sisi perijinan akta notaris pendirian dan lain sebagainya," ujar Anang
 
Sebagai informasi, Komunitas sastra dalam satu dasawarsa terakhir ini tumbuh sangat pesat. Pesatnya pertumbuhan komunitas sastra itu diikuti oleh adanya penciptaan karya sastra yang juga produktif. Karya sastra dengan berbagai kearifan lokal yang diproduksi sastrawan—khususnya sastrawan muda--dari berbagai komunitas sastra tersebut sangat penting bagi pembangunan karakter. 
 
Baca Juga: Puncak HKN Kubu Raya, Dinkes Ajak Masyarakat Untuk Lebih Sehat
 
Pada zaman modern ini, komunitas sastra di Indonesia perlu mendapatkan perhatian serius karena banyak komunitas sastra yang keberadaannya tidak menentu, timbul-tenggelam, terutama bagi komunitas sastra yang masih berkembang dan belum mapan. Meskipun demikian, di tengah keterbatasan pendanaan, ternyata masih ada komunitas yang eksis dalam melaksanakan kegiatan kesastraan di tengah masyarakat. 
 
Keberadaan komunitas sastra ini perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah agar dapat mengoptimalkan perannya sebagai tempat dan media kreatif bagi sastrawan dan pegiat sastra dalam memproduksi karya sastra atau menyelenggarakan kegiatan kesastraan. Di samping itu juga, perlu adanya penghargaan bagi para pelaku/pegiat sastra yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menggerakkan, membangun, dan mencipta karya sastra. Pemerintah perlu membantu para pelaku/pegiat sastra sebagai bentuk apresiasi atas kegiatan kesastraan yang telah dilakukannya. Tentu saja, apresiasi ini juga menjadi pemantik pemerintah daerah, lembaga, atau masyarakat setempat untuk dapat lebih menghargai pelaku/pegiat sastra yang ada di tengah masyarakat.
 
Sehubungan dengan hal itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada tahun 2023 menginisiasi rintisan penyaluran Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra. Pemberian Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan peran komunitas sastra sebagai pihak pemroduksi karya (produsen karya sastra), dan dapat menjadi penggerak dan sekaligus penguat dalam membangun karakter bangsa, serta dapat mengembangkan dan meluaskan produk karyanya.
 
Bantuan fasilitasi diberikan dalam rangka mendorong berkembangnya komunitas sastra, meningkatkan peran komunitas sastra sebagai sarana pembelajaran sastra, membantu pelaksanaan dan optimalisasi kegiatan bidang kebahasaan dan kesastraan, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sastra, serta mendorong jumlah, mutu, serta penyebaran dan publikasi karya sastra.
 
Bantuan penghargaan diberikan dalam rangka memberikan apresiasi kepada komunitas sastra atau perseorangan atas kinerjanya yang luar biasa dalam aktivitas kesastraan termasuk di dalamnya pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari ekosistem kesastraan.
 
Baca Juga: CFR Tertinggi Akibat DBD Terdapat di Sanggau, Capai 4,29%