Find Us On Social Media :
Ilustrasi berkomunikasi (Freepik)

Mengarungi Makna: Memanfaatkan Majas untuk Meraih Kesuksesan dalam Berkomunikasi

- Sabtu, 20 Januari 2024 | 14:55 WIB

 

By: Gaizka Naufal Winalda

Sonora.ID - Di dalam situasi apapun, komunikasi dua arah, percakapan antar 2 orang, percakapan di dalam grup, seseorang diharuskan untuk sadar dalam berkomunikasi.

Jika kita sadar dan dapat memahami makna yang terkandung dalam sebuah ucapan, maka beberapa tujuan dalam komunikasi akan tercapai.

Dengan komunikasi antar seseorang atau di dalam suatu grup, terkadang sulit untuk mendeteksi makna makna Bahasa yang terkandung di dalamnya.  

Seperti tujuan untuk menyampaikan lelucon. Untuk menyampaikan hal seperti ini, dibutuhkan pemahaman diantara dua komunikator.

Selain itu, tujuan untuk menyampaikan sindiran dari pengirim untuk penerima. Selagi sadar, pemahaman akan sindiran dari orang lain, penerima akan selalu mencernanya.

Baca Juga: 10 Contoh Kalimat Permisi dalam Bahasa Indonesia di Kehidupan Sehari-hari

Dapat mengerti makna kiasan, contohnya ironi, satir, dan sarkasme. Ketika hal tersebut disampaikan kepada penerima, maka penerima akan memahami apa yang seharusnya kita lakukan kepada si penyampai kalimat. Dan perlakuan serta respon penerima terhadap mereka akan tepat. 

Dengan komunikasi antar seseorang atau di dalam suatu grup, terkadang sulit untuk mendeteksi makna makna Bahasa yang terkandung di dalamnya. 

Menurut penelitian, untuk memahami Ketiga hal tersebut harus memiliki pemahaman akan Bahasa yang luar biasa.

Maka sekarang kita akan membahas perbedaan dari ironi, satir, dan sarkasme, yang di dalam Bahasa Indonesia termasuk majas.

Beragamnya kiasan dalam bahasa Indonesia menunjukkan keberagaman bahasa tersebut. Ironi, sindiran dan sarkasme adalah tiga dari sekian banyak kiasan yang sering disalahpahami.

Ketiga kiasan tersebut seringkali terlihat berbeda dalam obrolan media sosial. Pasalnya, hal itu merupakan parodi dari orang-orang. Ironi, satir dan sarkasme ternyata cukup berbeda satu sama lain.

Ironi berasal dari kata Yunani eironeia, yang berarti "berpura-pura" atau "penipuan". Ketika suatu pernyataan mempunyai arti atau tujuan yang berbeda dengan kata-katanya sendiri, ironi digunakan untuk menyampaikannya. Sementara itu, metafora Ironi merupakan kiasan yang canggih; ia menawarkan makna yang kontradiktif, menyanjung, lalu merendahkan. Jika penonton memahami maksud kalimat tersebut, maka majas ironis tersebut dianggap efektif.

Baca Juga: 35 Contoh Majas Sinisme: Pengertian, Ciri-ciri dan Fungsinya

Contoh ironi di dalam kalimat:

- Kamu cantik sekali, sehingga tidak ada orangyang menyadarinya.

- Sangat baik ucapanmu sampai dapat masuk ke dalam hati.

- Saya tau anda pintar karena guru saja tidak bisa menilai pekerjaanmu itu.

Kata satira, juga dikenal sebagai satura dalam bahasa Latin, mengacu pada berbagai makanan. Majas satir adalah cara bertutur yang mengolok-olok atau mengkritik keyakinan dan adat istiadat dalam suatu percakapan dengan menggunakan sarkasme, ironi, sinisme, atau parodi. Ada banyak rekomendasi dalam percakapan ini yang harus diselidiki oleh pembaca. Singkatnya, sindiran adalah ungkapan yang mengejek atau menolak sesuatu.

Satire adalah bentuk ekspresi yang meminta perhatian terhadap kelemahan manusia sekaligus secara halus mendesak reformasi. Majas satir juga termasuk sindiran. Sindiran berbeda dengan ketiga kiasan yang telah dibahas sebelumnya karena merupakan debat yang memuat kritik, seperti ironi, sinisme, atau sarkasme, selain sindiran. Dibandingkan majas sebelumnya, majas ini lebih mudah disampaikan, membangkitkan perasaan tersendiri, bahkan berpotensi membuat orang tertawa.

Contoh satir di dalam kalimat:

- Enak sekali makan di resto ini, sampai tikus dan kecoa saja ikut bergabung dengan kita.

- Batin-mu sedang tidur ya?

- Indahnya hidup di negri para koruptor.

Majas berikutnya—sarkasme—dianggap lebih parah dibandingkan kiasan sinisme. Kata kerja sakasein merupakan akar kata sarkasme yang berasal dari kata sarkasmos. Ungkapan ini berarti "menggigit bibir karena marah", "mencabik-cabik daging seperti anjing", atau "berbicara dengan kepahitan". Secara ringkas pengertian majas sarkastik adalah “referensi yang mengandung kepahitan dan celaan yang pahit”.

Karena penggunaan bahasa yang tidak senonoh, sarkasme dianggap sebagai kiasan yang paling tidak sopan dalam sindiran. Sinisme disempurnakan dan diubah menjadi sarkasme. Untuk lebih memahami majas, perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh sarkas di dalam kalimat:

- Perkataanmu seperti ular berbisa.

- Sudahkah benar apa yang kamu lakukan, dasar otak udang.

- Kamu hanyalah buaya kelas kakap.

Diharapkan setelah memahami majas tersebut, komunikator dapat bijak menggunakannya. Selain itu penerima akan sadar serta dapat memenuhi tujuan dalam berkomunikasi.