Find Us On Social Media :
Kadinkes Jabar dr. Vini Andiani Dewi usai acara Bewara Jabar (BEJA) di Gedung Sate Bandung, Jumat (8/3/2024)/tangkapan layar ()

DBD di Jabar Tembus 7000an Kasus, Kadinkes: Warga Harus Aktif Terapkan 3M Plus

Indra Gunawan - Jumat, 8 Maret 2024 | 16:42 WIB
Bandung, Sonora.ID - Salah satu penyakit yang kini menjadi fokus pemerintah untuk diatasi adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Cepatnya penyebaran penyakit ini di sebuah wilayah seringkali disebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
 
"Untuk DBD di Jawa Barat ada di tiga wilayah yang kasusnya terbilang cukup tinggi, yaitu Kabupaten Bandung Barat (KBB) Kabupaten Subang dan Kota Bogor," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Vini Andiani Dewi usai acara Bewara Jabar di Gedung Sate Bandung, Jumat (8/3/2024).
 
"Hingga sekarang ini, secara total di Jabar itu ada sekitar 7654 kasus, dan diantara tiga wilayah tadi, Kota Bogor yang paling tinggi, sekitar 800an kasus," kata Vini.
 
"Di KBB juga 800an tapi masih tinggi Bogor, di Kabupaten Subang itu sekitar 700an," ungkapnya lagi.
 
Disinggung mengenai angka kematian akibat DBD di Jabar, Vini menyebut sudah ada 71 kasus kematian akibat DBD.
 
Baca Juga: DBD di Klaten: Renggut 5 Jiwa, Angka Kasus Capai 80 Hingga Maret 
 
"Kita memang harus waspada, karena DBD ini pasti meningkat saat peralihan musiim. Umumnya terjadi di bulan Agustus, September, dan Oktober. Lalu berlanjut di bulan Februari, Maret, April, ya di setiap pergantian musim, antara musim hujan dan musim kemarau," ungkap Vini.
 
Lebih lanjut Vini meminta kepada masyarakat Jabar untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari DBD.
 
"Kembali kepasa kita juga. Sangat penting untuk kita tingkatkan kewaspadaan terhadap DBD ini, apalagi begitu masuk transisi pergantian musim," imbuh Vini.
 
Pencegahan DBD, lanjut Vini, sebenarnya harus dilakukan setiap hari karena DBD masuk dalam kategori penyakit sepanjang tahun. 
 
"Tidak bisa kita bersih-bersih lingkungannya sesekali. Kalau mau cegah DBD ya harus setiap hari. DBD ini kan penyakit yang ada dan mengintai sepanjang tahun," tegas Vini.
 
"Kita harus selalu tergerak untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus, menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang yang bisa menjadi tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas," ungkap Vini.
 
Selain itu, lanjut Vini, warga juga bisa menaburkan bubuk larvasida (abate) ke tempat penampungan air yang sulit dibersihkan atau memelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan guppy, dan ikan cupang, bisa juga penggunaan obat nyamuk, penggunaan kelambu, dan penanaman tanaman pengusir nyamuk.
 
Diakhir, Vini menyebut keberhasilan dari pencegahan penyebaran DBD harus dimulai dari adanya peningkatan kesadaran serta partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini.