Bagikan :
Anak dapat mengakses konten edukasi apapun melalui kecanggihan teknologi di era digital ini. Namun, Daniel juga menjelaskan dari 800 ribu konten yang tersedia, terdapat 600 konten yang berisi negatif atau tidak bermanfaat untuk anak.
Anak yang masih berumur 0-14 tahun adalah usia yang ibaratkan seperti kertas kosong sehingga apapun yang ia lakukan akan membekas pada dirinya hingga ia beranjak dewasa. Apabila hal buruk dibiarkan maka anak-anak akan memiliki kebiasaan yang kurang baik di masa depannya.
Sehingga, peran orang tua dan guru sangat penting karena mereka dapat membuat sisi negatif dari era digital ini menjadi positif dan membawa manfaat.
Baca Juga: Pentingnya Menentukan Skala Prioritas dalam Hidup Agar Lebih Terarah
Daniel menyarankan beberapa kiat yang dapat dilakukan agar orang tua, guru, dan era digital ini dapat menjadi suatu hal yang baik. Seperti:
Orang tua atau guru harus memahami sesuatu sebelum melakukannya.
Misalnya membiarkan anak bermain gawai selama berjam-jam sehingga menyebabkan mata anak menjadi rusak. Atau anak menjadi mudah marah apabila tidak dituruti keinginannya.
Habiskan waktu untuk bersama anak
Dengan kemudahan yang sudah ada di era digital, seharusnya orang tua memiliki waktu yang lebih banyak untuk anak-anaknya. Sebab, apabila orang tua tidak menghabiskan waktu dengan anak, anak pun akan mencari kesenangan lain yang ia dapatkan dari gawai.
Baca Juga: Pentingnya Penyesuaian Dunia Pendidikan dalam Perkembangan Tekhnologi
Batasi waktu bermain gawai anak
Setiap orang tua harus bisa membatasi anaknya yang ingin bermain gawai. Misalnya jadwalkan hanya boleh di hari sabtu dan minggu dan masing-masing hanya boleh bermain gawai selama 1 jam. Izinkan mereka membuka konten yang bersifat edukatif.
Kerjasama dengan pihak sekolah
Orang tua tidak bisa sendirian dalam mendidik anaknya, maka perlu kerjasama dengan pihak guru dalam membantu anak berkembang.
