Anies Klaim Kemacetan di DKI Jakarta Telah Menurun, Tapi Faktanya?

23 Februari 2020 16:00 WIB
Anies Baswedan Klaim Kemacetan di DKI Jakarta Telah Menurun
Anies Baswedan Klaim Kemacetan di DKI Jakarta Telah Menurun ( youtube KompasTV)

"Alhamdulillah, kita kembali turun 3 peringkat, sesudah turun dari peringkat 4 di 2011 lalu turun ke peringkat 7 di 2018 dan sekarang peringkat 10 di 2019, Mari bersama ubah Jakarta agar segera keluar dari 10 besar kota termacet dunia," kata Anies saat menghadiri Seminar Nasional BPD se-Indonesia di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (22/2/2020).

Menurut penuturan Anies Jakarta sempat mencetak rekor menjadi kota termacet ke 10 yang ada diseluruh dunia.

Anies mengatakan peringkat kota termacet tersebut bisa menurun karena warga Jakarta sudah bisa beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Baca Juga: 8 Siswa Tewas Susur Sungai, Polisi Tetapkan Pembina Sebagai Tersangka

Ia pun menargetkan, Jakarta bisa keluar dari peringkat 10 besar sebagai kota termacet di dunia pada tahun 2020 ini.

Lalu bagaimanakah faktanya dilapangan? benarkah klaim Anies baswedan terhadap klaim kemacetan tersebut?

Baca Juga: Waspada! Pencurian Data Online Berkedok Sensus Penduduk Online

 

Ternyata klaim atas Jakarta menjadi kota termacet ke 4 hingga ke 10 didunia seperti yang dijelaskan oleh Anies Baswedan mendapatkan sanggahan dari pengamat transportasi Jakarta.

"Sebenarnya Indonesia tidak menurun tingkat kemacetannya tetapi disalip (mendahului) oleh tiga kota dengan kondisi kemacetan terburuk, adapun kota tersebut adalah bangalore India, Manila Filiphina dan Brunei, nah Indonesia karena ada ketiga negara tersebut jadi turun ke 10," tutur Azas Tigor Naigolan selaku pengamat trasportasi seperti dikutip dari Youtube KompasTV.

Menurut Azas Tigor, kemacetan di Jakarta tidak menurun sama sekali meski ingkat peringkat kemacetan turun.

Baca Juga: Sempat Tak Terdengar, Anies Sempurnakan OK OCE dengan Hadirkan JakPreneur

Sementara dikesempatan yang berbeda pendapat Azas Tigor juga dibenarkan oleh pengamat tata kota Yayat Supriyatno.

"Semua bisa liat sebenarnya Jakarta ini punya persoalan yang lebih besar yaitu peningkatan jumlah kendaraan dan yang terparah adalah rotasio jakarta itu tidak berubah," tutur Yayat Supriyatno.

Rotasio adalah perbandingan antara panjang jalan dengan luas wilayah. Menurut Yayat turunnya peringkat Jakarta menjadi peringkat ke 10 harus dilihat dari sudut pandang yang jelas, seperti faktor fundamental atau faktor temporaly.

Baca Juga: RUU Omnibus Law Sarankan Libur Cuma Sehari dalam Seminggu?

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm