Pengamat Ekonomi: Pandemi Covid-19 Sangat Berdampak pada Perekonomian

31 Maret 2020 22:35 WIB
Pengamat Ekonomi sekaligus Dosen Politeknik Negeri Sriwijaya dan Magister Manajemen Universitas Sriwijaya, Prof. Dr.Markoni Badri,SE, MBA
Pengamat Ekonomi sekaligus Dosen Politeknik Negeri Sriwijaya dan Magister Manajemen Universitas Sriwijaya, Prof. Dr.Markoni Badri,SE, MBA ( Sonora Palembang/Jati Sasongko)

Masalahnya, bagi mereka yang punya penghasilan harian seperti ojek online, pedagang keliling, dan sebagainya, mereka akan sangat merasakan langsung betapa sepinya pembeli.

Kita lihat kondisi ekonomi kita sangat kurang baik, sehingga efeknya kemana-mana.

Markoni memprediksi dengan kondisi seperti ini, bangsa kita sulit mencapai pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen.

“Kalau dulu pemerintah mencanangkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5 hingga 5,5 %, sekarang 2020 berat sekali, bahkan pertumbuhan 4,5 % saja sulit dicapai. Perdagangan bursa saham, baik dunia maupun Indonesia terdampak akibat wabah corona ini. Pasar saham Amerika Dow Jones, serta pasar Jepang yang jadi patokan dunia, banyak saham-saham yang rontok, walaupun kemaren sempat terkoreksi, IHSG kita juga rontok, kita lihat harga emas sudah mencapai 1 juta per gram, rupiah sudah mencapai 17 ribu per dolar US, kalau ini tidak segera diatasi, kita khawatir hal ini bisa lama."

Baca Juga: Tekan Penyebaran Corona, Pemkot Makassar Perketat Akses Antar Pulau

Markoni menilai langkah-langkah yang diambil pemerintah sudah cukup bagus, misal tingkat suku bunga diturunkan, kemudian ada rescheduling untuk mereka yang sulit membayar cicilan.

Hanya saja implementasinya di lapangan, kadang-kadang antara pemerintah pusat dan kebijakan di daerah tidak seperti yang diharapkan, perlu ketegasan pemerintah pusat.

Perlunya kerja sama semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat agar krisis ini bisa segera dilewati.

Masyarakat juga harus melihat ini kepentingan bersama bukan individu, masyarakat juga harus mengikuti yang sudah disarakankan, yang tidak kalah penting orang-orang belanja seperti melalui ojek online, kemudian orang yang jualan keliling masih bisa laku, masih ada perputaran uang.

Markoni mengatakan bahwa krisis di tahun 2020 ini lebih parah dari krisis tahun 2008, namun yang terpenting masyarakat tetap mengikuti himbauan pemerintah dan tentunya berusaha dan berdoa.

"Kalau tahun 2008 orang masih bisa keluar, bisa kerja, masih punya penghasilan, tapi sekarang orang mau keluar takut, khawatir, yang penting ikuti himbauan, social distancing. Semoga hal ini bisa cepat teratasi dan tentunya sebagai orang beragama jangan lupa berdoa", tutup Markoni.

Baca Juga: Pemkot Makassar Terima Bantuan 20 Unit Wastafel untuk Cegah Corona

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm