Meski Belajar di Rumah, Sebuah Sekolah Menengah Atas di Medan Tetap Bebankan Biaya Sekolah

11 Juni 2020 06:00 WIB
Meski Belajar di Rumah, MAN 1 Medan Tatap Bebankan Biaya Sekolah Yang Mencapai Rp 6 jt
Meski Belajar di Rumah, MAN 1 Medan Tatap Bebankan Biaya Sekolah Yang Mencapai Rp 6 jt ( Freepict.com)

Sonora.ID - Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah menetapkan tahun ajaran baru 2020/2021 pada bulan 13 Juli mendatang.

Namun pada tahun ajaran ini, para siswa dan siswi diharus kan belajar dari rumah atau belajar jarak jauh.

Hal ini disebabkan karena kurva pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir hingga kini.

Baca Juga: Songsong New Normal, Gubernur Sumsel: Aspek Psikologis Harus Segera Dipulihkan

Akibatnya Kemendikbud menerapkan kebijakan belajar dari rumah hingga Desember 2020 mendatang.

Akan tetapi rupayanya meski kegiatan belajar mengajar dilakukan dirumah, salah satu sekolah menegah atas di Medan tetap meminta para orang tua untuk membayar biaya sekolah.

Hal, ini tentu saja memberatkan para orang tua ditengah wabah pandemi Covid-19.

Baca Juga: UKT Tidak Terpakai Selama Kuliah Daring? Begini Kata Pimpinan PT di Palembang

Hal ini terjadi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan. Dilansir dari Tribunmedan.com, seorang orang tua mengaku keberatan ketika sekolah anaknya meminta sumbangan hingga jutaan rupiah.

Ia mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 tidak selayaknya pihak sekolah memberlakukan hal tersebut.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya harus merogoh kocek hingga Rp 3,9 juta untuk sumbangan Komite MAN 1 Medan Tahun Ajaran 2020/2021.

Rinciannya, sumbangan full day school sebesar Rp 2,4 juta/tahun dan sumbangan pendidikan yang dibayar hanya di kelas I sebesar Rp 1,5 juta.

Baca Juga: Warga Kota Makassar Terus Keluhkan Lonjakan Tagihan Air Bersih PDAM

"Saya kecewa dengan kebijakan itu, kalau sumbangan kan seharusnya seikhlasnya. Apalagi itu belum termasuk uang baju dan uang buku,” katanya, Selasa (9/6/2020).

Saat registrasi, dia mengaku harus merogoh kocek Rp 965 ribu. Ia tak mempersoalkan uang baju tersebut, karena dianggapnya masih dalam batas kewajaran.

“Lalu ada lagi uang buku itu jumlahnya hampir satu juta juga saya bayar lunas. Lalu ada lagi pembayaran katanya uang sumbangan. Saya kaget kok sumbangan segitu banyak, ditentukan pula," bebernya.

Baca Juga: IPOJK KR 7 Serahkan 1.514 Paket Sembako ke Pemprov Sumsel

Ia menceritakan saat itu sudah protes pada pegawai yang dijumpai di lapangan.

Sebab, di masa pandemi ini, terlalu berat bagi orangtua dikenakan biaya sumbangan komite hampir Rp 4 juta.

Namun, pihak sekolah mengatakan jika dapat tidak membayar uang tersebut, harus menyerahkan surat keterangan tidak mampu.

"Saya bilang sekolahkan anak di negeri supaya biayanya bisa dibantu oleh pemerintah. Saat itu mereka jawab kalau nggak ada duit eggak usah bayar nggak apa-apa, asalkan ada surat keterangan tidak mampu, sementara posisinya sudah begitu,” katanya.

Baca Juga: Jadi Sorotan, 'New Normal' Indonesia Disebut Bisa Tingkatkan Jumlah Pasien Positif

Sumbangan komite sekolah tersebut, menurut dia, tidak sejalan dengan surat edaran Wali Kota Medan yang meminta agar pihak sekolah tidak membebankan orangtua.

"Pak Edi dan Pak Akhyar kan udah bilang nggak ada uang pembangunan dan segala macam," katanya.

Ia mengatakan tidak selayaknya sekolah mengutip uang sebesar itu saat pandemi, apalagi hal tersebut terjadi di sekolah negeri.

Baca Juga: PT KAI Kembali Operasikan KA Reguler Mulai 12 Juni Mendatang

"Jurusan IPS itu ada sekitar 530 siswa, coba bayangkan per orang hampir 4 juta dikenakan biaya, berapa miliar yang mereka terima. Belum lagi yang jurusan IPA, sementara orangtua murid saat ini mungkin banyak yang kehilangan pendapatan. Kalau mereka membuat full day dengan alasan biaya honor, harusnya dibuatlah program lain yang tidak memberatkan di tengah pandemi begini," katanya.

Ia mengatakan biaya untuk mendaftar sebagai murid baru pihaknya harus merogoh kocek kurang lebih Rp 6 juta.

"Memang bisa dicicil, tapi ini kan terlalu memberatkan sementara kita belum tahu kapan pastinya sekolah tatap muka diberlakukan. Komite sekolah ini dengan dalih sumbangan totalnya Rp 3,9 juta, uang mukanya Rp 900 ribu bagi yang mau cicil. Itu kan namanya udah kewajiban, bukan sumbangan lagi," katanya.

Dirinya juga berharap Pemko Medan, Dinas Pendidikan atau pun Kemenag dapat memberikan solusi atas permasalahan tersebut.

"Kalau bisa dinas pendidikan itu menghapus sumbangan atau uang komite sekolah yang seperti ini. Sangat memberatkan apalagi di saat seperti ini," katanya.

Hingga artikel ini diturunkan belum ada konfirmasi lebih lanjut dari pihak sekolah mengenai hal ini.

 

Baca Juga: PT KAI Kembali Operasikan KA Reguler Mulai 12 Juni Mendatang

 

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Di Tengah Pandemi, Ortu Murid Protes Dibebankan Biaya Sekolah MAN 1 Medan Hampir Rp 6 Juta,

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm