Bagikan :
Termasuk dijanjikan 10 ribu ringgit bila barang sudah diserahkan pada Hery di Surabaya.
"Tanggal 21 September Budi Hartono mengambil barang ke rumah Marsui berupa peralatan listrtik berupa stop kontak saklar. Tanggal 22 pesawat landing, dilakukan pemeriksaan x-ray, ada yang mencurigakan. Dalam kotak 29 lamp switched socket outlet atau stop kontak saklar lampu merek Bossman, terdapat bungkusan kristal di masing-masing paket tadi. Setelah ditimbang totalnya 3.045 gram," jelas Budi Harjanto.
Peralatan listrik yang dibawa pelaku atau kurir ini ternyata tersembunyi kristal putih. Hasil uji laboratorium pada kristal putih ternyata positif Methamphetamine atau sabu-sabu. "Selanjutnaya bea cukai kerjasama dengan BNN Jatim untuk proses lebih lanjut," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Timur, Brigjen. Pol. Bambang Priyambadha menambahkan, dari hasil ungkap ini menunjukkan bahwa jaringan narkoba asal Malaysia masih ada Jawa Timur.
Baca Juga: Panen Raya Ketela Hingga Lele, Risma: Ada 24 Lokasi
"Jaringan-jaringan ini yang masih berkembang adalah jaringan Malaysia. Ada yang melalui jasa pengiriman, tapi yang ini langsung (dibawa) dengan naik pesawat. Penangkapan (kasus penyelundupan) di Batam dan Jakarta juga akan dikirim ke Jawa Timur, sehingga mereka gagal untuk membawa sampai ke Jatim," kata Bambang.
"Nah ini mungkin dibaca oleh jaringan atau bandar-bandar yang lain sehingga mencoba untuk membawa dari bandara Malaysia ke Surabaya. Alhamdulillah kita masih bisa teliti untuk pemeriksaan. Mudah-mudahan ini bisa menurunkan pasar, menekan permintaan pasar(narkoba) di Jatim sehingga berkurangnya narkoba di Jatim," pungkas Bambang.
Acara di kantor Bea Cukai Juanda ini selain dihadiri oleh internal Bea Cukai, perwakilan BNNP Provinsi Jawa Timur, juga dihadiri oleh perwakilan dari Lanudal, Pom AL dan Avsec Angkasa Pura I.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Bagikan SE Pencegahan Covid-19 ke Tingkat RT/RW
