Bagikan :
Sonora.ID - Kawasan industri Kuala Tanjung mulai dilakukan pengembangan tahap I (2020-2022) sesuai dengan Penetapan Lokasi (Penlok) yang diperoleh Pelindo I dari pemerintah kabupaten Batu Bara seluas 1.128 hektare.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), Dani Rusli Utama mengatakan, Pelindo I berharap dukungan pengembangan Kuala Tanjung Industrial Estate, mulai dari kemudahan memperoleh izin bagi investor untuk memulai, menjalankan dan mengembangkan bisnisnya, kemudian kemudahan pengelolaan pasokan energi, air, telekomunikasi dan limbah, lalu ketersediaan dan kualitas prasarana transportasi dan kebijakan tarif kompetitif dalam penyediaan listrik dan gas bagi tenant.
Baca Juga: Ingin Mengoleksi Tanaman Hias? Begini Saran Praktisi
Adapun tercatat hingga September 2020, bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Kuala Tanjung sebanyak 34.857 box, tumbuh 52,41 persen dari realisasi 2019 sebesar22.870 box.
Dalam satuan TEUs, realisasi bongkar muat peti kemas sampai dengan September 2020 sebesar 36.775 TEUs, naik 53,63 persen dari realisasi 2019 sebesar 23.937 TEUs.
Kenaikan throughput ini diikuti juga dengan kenaikan realisasi bongkar muat curah cair sampai dengan September 2020 mencapai 252.597 Ton, tumbuh lebih dari dua kali lipat dari realisasi tahun 2019 yang sebesar 102.200 Ton.
Realisasi bongkar muat general cargo sampai dengan September 2020 sebesar 54.879 Ton, tumbuh signifikan dari pencapaian tahun 2019 yang mencapai 16.970 Ton.
Baca Juga: Hilang Sejak Balita, Pemuda Ini Malah Bertemu Banyak Orang Baik di Sekolahkan Hingga Dapat Kerja
“Pelabuhan Kuala Tanjung mencatat tren pertumbuhan yang positif yang menandakan respon baik dan positif dari pasar. Pelindo 1 didukung dan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, operasional terintegrasi dengan KEK Sei Mangkei yang dikelola PTPN 3 melalui anak perusahaannya. Peningkatan konektivitas antara pelabuhan, kereta api, dan jalan tol akan menjadi motor untuk penguat kemajuan operasional Pelabuhan Kuala Tanjung."
