Kemensos Intensifkan Kesiagaan Bencana Hadapi Puncak Musim Hujan

26 Oktober 2020 16:05 WIB
Menteri Sosial Juliari P Batubara intruksikan jajarannya lebih mengintensifkan kesiapsiagaan bencana jelang puncak musim hujan.
Menteri Sosial Juliari P Batubara intruksikan jajarannya lebih mengintensifkan kesiapsiagaan bencana jelang puncak musim hujan. ( Humas Kemensos)

SONORA.ID - Menteri Sosial Juliari P. Batubara memastikan kesiapsiagaan Kementerian Sosial dalam mengantisipasi datangnya bencana sejalan dengan musim penghujan yang sudah tiba. Dari sejumlah kawasan rawan, Provinsi DKI Jakarta dinilai perlu mendapat perhatian paling serius.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Syafii Nasution beralasan Propinsi DKI Jakarta ditempatkan sebagai daerah yang mendapat perhatian tinggi di fase kesiapsiagaan bencana. Selain itu karena tingginya populasi di DKI Jakarta dengan berbagai fasilitas vital yang juga berdiri di ibu kota negara sangant memungkinkan menimbulkan resiko lebih tinggi timbulnya korban jiwa dan harta benda.

“Selain ancaman banjir kiriman dari kawasan Puncak, Bogor, DKI Jakarta juga rentan dengan ancaman rob. Banjir di DKI juga kerap dikaitkan dengan banjir 5 tahunan, 10 tahunan, dan sebagainya yang tidak terduga,” kata Syafii dalam keterangan resmi, Senin (25/10/20).

Meski demikian, Kemensos bersama intansi terkait juga tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap sejumlah daerah rawan bencana banjir dan longsor. Di antara kawasan itu adalah sepanjang daerah aliran sungai-sungai besar di Jawa, seperti Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane, Sungai Citarum, Sungai Begawan Solo, termasuk Sungai Kapuas di Kalimantan, dan sejumlah kawasan lain, di seluruh pelosok tanah air.

Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan, Kemensos telah menjalin koordinasi dengan instansi terkait. Seperti dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dengan TNI AD, khususnya Korps Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dan sebagainya.

“Jadi penanganan bencana ini sifatnya memang sinergi antar-lembaga. Kami telah menggelar rapat-rapat koordinasi, terutama dengan dinas sosial termasuk Dinas Sosial DKI Jakarta,” kata Syafii.

Rapat koordinasi makin intensif dilakukan didasari alasan untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana dan longsor sejalan dengan makin tingginya curah hujan pada bulan-bulan mendatang yang didorong oleh fenomena La Nina. BKMG menyatakan, puncak La Nina diprediksi akan terjadi pada November-Desembera 2020, namun dampaknya bisa sampai awal tahun 2021. 

“Fenomena La Nina meningkatkan curah hujan sebesar 20% - 40% lebih tinggi. Ini tentu berpotensi menimbulkan banjir dan longsor di sejumlah daerah rawan, sehingga masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan di kawasan rawan bencana” tutup Syafii.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm