Tarik Investasi, SKK Migas dan Pemkot Surakarta Sepakati Pengembangan Pendidikan dan Riset

18 September 2021 06:07 WIB
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Budi Satwiko dan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Budi Satwiko dan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka ( SKK Migas)

Surakarta,Sonora.Id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Pemerintah Kota Surakarta Jawa Tengah menandatangani nota kesepahaman untuk bersinergi mengembangkan sumber daya manusia dan teknologi untuk pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi.

Sinergitas SKK Migas dan Pemerintah Kota Surakarta tersebut dituangkan ke dalam kerjasama di bidang Pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan (research and development) serta bidang pengabdian masyarakat.

Nota Kesepahaman ditanda tangani oleh Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko dan Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, Jum’at (17/9) di Solo Technopark, Solo.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan karatekter industri hulu migas adalah padat modal, menggunakan tehnologi yang tinggi dan penuh resiko karena cadangan migas yang akan dieksploitasi.

Oleh karena itu, SKK Migas kemudian mengajak Solo Technopark bekerjasama, dengan mempertimbangkan potensial yang ada untuk membangun kapasitas nasional.

“Salah satu tantangan adalah bagaimana memaksimalkan kapasitas nasional. Oleh karena itu kami sangat tertarik membawa tehnologi hulu migas untuk bisa dikerjasamakan dengan Solo Technopark,” kata Dwi Soetjipto.

SKK Migas menilai kedepan, kegiatan industri hulu migas Indonesia akan meningkat karena Indonesia telah memastikan sektor gas menjadi penopang energi transisi, pada saat Indonesia aktif mengembangkan energi baru terbarukan. Dengan pencanangan ini, Indonesia menjadi satu-satunya negara berani mencanangkan peningkatan Produksi pada tahun 2030.

"Kita memiliki potensi, karena Indonesia memiliki 128 cekungan hidrokarbon dan saat ini yang berproduksi baru 20 cekungan, sehingga potensinya masih cukup besar,” kata Dwi optimis.

Selain meningkatkan produksi, target multiplier effect menjadi target yang ingin dicapai. Hal ini telah menjadi komitmen pemerintah. Oleh karena itu beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi telah menetapkan Proyek Abadi Masela ada di darat atau Onshore, bukan di laut atau Offshore.

“Penetapan lokasi Onshore ini dilakukan agar dapat memaksimalkan multiplier effect, antara lain penyerapan tenaga kerja, “ kata Dwi.

Dwi Soetjipto menambahkan dalam MoU ini, SKK Migas memerintahkan Kontraktor KKS dan perusahaan menunjang migas untuk ikut mendukung kerjasama dengan Solo Technopark, antara lain Petrotekno dan Starborn yang akan ikut langsung terlibat dalam pembangunan SDM. Kerjasama dengan Petrotekno juga pernah dilakukan untuk peningkatan SDM Papua di sekitar proyek Tangguh.

Mengingat ilmu hulu migas sangat komplek, maka Dwi Soetjipto berharap adanya Corner, baik itu Migas corner atau oil and gas corner yang bisa dijadikan sebagai lokasi pembinaan sumberdaya manusia dan bisa dikembangkan dimasa yang akan datang.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm