Sikap teguh untuk tidak akan meninggalkan Hindu ini juga terus dipegang raja-raja Bali sesudahnya termasuk ketika Bali pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Meski begitu, bukan berarti Bali tertutup dari pengaruh budaya luar. Bali sangat terbuka terhadap datangnya saudagar-saudagar muslim dan mereka disebut sebagai nyama selam (saudara dari umat Islam).
Oleh raja-raja Bali pada sekitar abad ke-18-19, kelompok-kelompok muslim ini diberikan untuk menempati lahan-lahan kosong. Ini merupakan kompensasi dari bantuan yang diberikan kelompok-kelompok muslim itu dalam upaya mempertahankan kekuasaan para raja-raja itu. Karena itulah, banyak ditemukan perkampungan-perkampungan khusus muslim di Bali.
Misalnya, perkampungan Islam di Desa Pegayaman, Buleleng, Kampung Bugis di Serangan, Kampung Gelgel di Klungkung, Kampung Kusamba di Klungkung dan masih banyak lagi yang lain. Jika ditelusuri, leluhur kampung-kampung muslim itu pasti memiliki hubungan mesra dengan raja-raja yang pernah mengayominya.
Baca Juga: Liburan Ke Bali, Jangan Lupa Berhenti Sejenak Di Taman Satria Gatotkaca