Bagikan :
Sonora.ID - Merintis bisnis di kala pandemi adalah hal yang menantang bagi setiap orang. Berada di situasi yang tak pasti, membuat mayoritas dari kita lebih memilih untuk mencari situasi aman.
Di pelosok Mojokerto, Nasta Rofika justru nekat mendobrak rasa ketakutan itu. Bersama suaminya, mereka dengan berani membangun bisnis eco-fashion bernama Ulur Wiji. Mayoritas produknya pun merupakan batik tulis yang diproduksi dengan bahan serta alat ramah lingkungan.
Dalam siniar Smart Inspiration, ia mengaku ingin menyelaraskan budaya Jawa dengan tren masa kini sembari merawat lingkungan. Ia juga ingin mendobrak stigma soal pemakaian batik yang cenderung dikaitkan dengan event-event tertentu.
“Selama ini, batik itu kan stigma orang cenderung tradisional dan hanya digunakan untuk hari-hari tertentu, misalnya hari Jumat atau kondangan.”
Baca Juga: Tantangan Yayasan Batik Indonesia dalam Menumbuhkan Mental Entrepreneurship
Pentingnya Value dalam Suatu Bisnis
Sebelum memulai bisnis, menentukan nilai untuk perusahaan adalah hal yang penting. Dengan nilai, kita akan konsisten dalam menghasilkan suatu produk. Dari situ, kita bisa mencapai target yang diinginkan.
Ulur Wiji juga memiliki tiga nilai (value) utama. Yang pertama adalah memperkenalkan budaya Indonesia melalui fashion, yaitu batik. Kemudian eco-friendly karena bahan-bahannya yang berasal dari alam. Dan terakhir adalah empowering youth.
Nilai ini muncul karena Nasta melihat fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat. Limbah tekstil adalah salah satu permasalahan umum yang pernah dihadapi. Dari situ, ia akhirnya belajar untuk lebih bijak memilih bahan.
Selain itu, Co-Founder Ulur Wiji ini juga mengungkapkan bahwa ia senang mengedukasi dan mengajak anak muda untuk mengenal kebudayaannya. Oleh karena itu, hampir 70% karyawannya adalah anak muda yang baru lulus SMA.
