Unsur Pembangun Puisi: Intrinsik, Ekstrinsik, beserta Contohnya

28 Agustus 2022 14:00 WIB
Ilustrasi Unsur Pembangun Puisi: Intrinsik, Ekstrinsik
Ilustrasi Unsur Pembangun Puisi: Intrinsik, Ekstrinsik ( Freepik.com)

Dalam termenung

Aku masih menyebut nama-Mu

 

Biar susah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suci

Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

 

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

 

Tuhanku 

ku mengembara di negeri asing

 

Tuhanku

Di pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Baca Juga: Fajar Merah dan Musik sebagai Bentuk Penghormatan kepada Wiji Thukul

Dikutip dari Kompas.com, dari puisi tersebut, berikut unsur intrinsiknya:

  1. Tema Puisi 'Doa' ini bertemakan ketuhanan.
  2. Perasaan Puisi 'Doa' ini menggambarkan perasaan penyair yang penuh rasa haru dan rindu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kata "Tuhanku dalam termenung aku masih menyebut nama-Mu".
  3. Suasana Puisi 'Doa' ini mengandung nada ajakan kepada pembaca untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan dan tidak berpaling. Sedangkan suasana dalam puisi ini ialah timbul rasa rindu dan haru kepada Tuhan.
  4. Amanat Puisi 'Doa' ini mengandung amanat agar pembaca dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dan senantiasa bertekun dalam menjalankan perintah-Nya.

Sedangkan unsur ekstrinsik dalam puisi ini adalah:

  1. Majas dan irama Puisi 'Doa' ini mengandung kata majas berupa "Caya-Mu panas suci tinggal kerlip lilin di kelam sunyi". Sedangkan iramanya terlihat pada akhiran kata tiap puisinya yang teratur dan berulang.
  2. Kata konotasi Puisi 'Doa' ini menggunakan kata konotasi berupa penggambaran diri yang remuk dan hilang bentuk saat jauh dari Tuhan. Terlihat pada kata "Tuhanku aku hilang bentuk remuk".
  3. Kata simbol Puisi 'Doa' ini mengandung kata simbol berupa "Caya-Mu panas suci tinggal kerlip lilin di kelam sunyi". Kata simbol ini melambangkan jika Tuhan senantiasa hadir di dalam kehidupan manusia.
  4. Imajinasi puisi Puisi 'Doa' ini mengandung imajinasi berupa gambaran diri yang hilang bentuk atau remuk. Terlihat pada kata "Tuhanku aku hilang bentuk remuk".

Baca Juga: Lirik 'Puisi Hujan Bulan Juni' karya Sapardi Djoko Damono Tahun 1989

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm