Pontianak Jadi Wilayah Dengan Debitur UMi Terbanyak, Yaitu 632 Debitur

7 Juli 2023 12:33 WIB
Kemenkeu Satu Kalimantan Barat  Menyampaikan Kinerja Positif APBN hingga Akhir Mei 2023.
Kemenkeu Satu Kalimantan Barat Menyampaikan Kinerja Positif APBN hingga Akhir Mei 2023. ( Humas DJPB Kalbar)

Secara umum disampaikan bahwa kinerja APBN Regional Kalbar hingga 31 Mei 2023 terjaga dengan baik. Realisasi belanja pemerintah meningkat seiring dengan meningkatkan aktivitas operasional kegiatan pemerintahan dan pembangunan.

Sampai dengan 31 Mei 2023, realisasi pendapatan Regional Kalbar menunjukkan capaian sebesar Rp4.791,52 miliar atau sebesar 39,66% dari target yang ditetapkan yang mana masih didominasi oleh penerimaan perpajakan dari PPN dan PPh.

Sedangkan, dari sisi belanja Regional Kalbar, realisasi s.d. 31 Mei 2023 pada adalah sebesar Rp10.660,98 miliar atau 35,09% dari total pagu anggaran, terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (K/L) sebesar Rp3.591,24 miliar dan Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp7.069,74 miliar.

Seluruh pos belanja pemerintah pusat mengalami peningkatan serapan (yoy), sedangkan pada TKDD terdapat turunnya realisasi pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Insentif Daerah (DID).

Secara umum, beberapa hambatan realisasi belanja Triwulan I-2023 di antaranya disebabkan oleh beberapa proyek strategis nasional yang belum terlaksana fisiknya dikarenakan cuaca & kelangkaan BBM sehingga terjadi hambatan dalam distribusi material.

Baca Juga: OJK Luncurkan Aplikasi IDebku, Sarana Penyediaan Layanan Informasi Debitur

Selain itu, beberapa material juga masih menunggu kiriman PT. Tantangan pelaksanaan APBN awal tahun juga terdapat pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa terkait persyaratan Kemenperin, yaitu syarat TKDN 25% untuk pengadaan sehingga satker perlu menyesuaikan pengadaan yang akan dilakukan, sedangkan beberapa barang tidak memiliki kualitas sesuai dengan pagu yang dianggarkan.

Target pendapatan daerah dalam APBD Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2023 adalah sebesar Rp25.988,89 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp26.905,36 miliar, sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp916,47 miliar, dengan pembiayaan sebesar Rp899,45 miliar dan Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiKPA) sebesar Rp17,02 miliar.

Hingga 31 Mei 2023, realisasi pendapatan daerah (konsolidasi) Kalbar menunjukkan capaian sebesar Rp8.089,76 miliar, yang mana masih didominasi oleh pendapatan transfer sebesar 73,71% dari total pendapatan.

Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKDD masih menjadi faktor dominan untuk pendanaan pada APBD (Konsolidasi) Kalbar. Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kalbar hingga Mei 2023 yang terealisasi sebesar Rp2.119,80 miliar atau 26,20% dari total pendapatan daerah.

Pada sisi belanja, realisasi s.d. 31 Mei 2023 sebesar Rp6.128,10 miliar atau baru sebesar 22,78%. Dengan kondisi ini, maka APBD Kalbar masih surplus sebesar Rp1.961,65 miliar. Diperlukan perhatian khusus dari pemda untuk mempercepat realisasi belanja daerah karena sudah memasuki Triwulan II -2023 dan realisasi masih dibawah 30%.

Setiap penyaluran KUR dan UMi terdapat subsidi bunga dari pemerintah yang manfaatnya seharusnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat, bukan hanya di daerah tertentu, namun hingga pelosok negeri sekalipun.

Baca Juga: Memahami Perbedaan APBN dan APBD Sebagai Rencana Keuangan Pemerintah

Dalam hal ini Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan terus melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap penyaluran KUR dan UMi di Wilayah Kalimantan Barat serta mendorong pemerintah daerah dengan berkolaborasi perbankan agar semakin menguatkan pembiayaan terhadap pelaku usaha di daerah.

Sampai dengan 31 Mei 2023, penyaluran KUR di Kalimantan Barat mencapai Rp1,36 triliun untuk 19.907 Debitur. Sama seperti tahun sebelumnya, penyaluran KUR terbesar terdapat di Kabupaten Kubu Raya dengan total penyaluran Rp202,11 miliar diikuti oleh Kota Pontianak dengan penyaluran Rp177,37 miliar.

Sedangkan, Jumlah penyaluran pembiayaan Ultra Mikro (UMi) hingga 31 Mei 2023 mencapai .3.136 Debitur dengan total penyaluran sebesar Rp14,53 miliar.

Kota Pontianak menjadi wilayah dengan jumlah debitur UMi paling banyak yaitu 632 debitur dengan total penyaluran sebesar Rp2,79 miliar diikuti oleh Kabupaten Ketapang sebesar Rp2,09 miliar. Sementara itu s.d. bulan akhir Mei belum terdapat penyaluran di Kabupaten Melawi. 

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

PenulisWilliam
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm