Sonora.id - Dalam konferensi pers transisi kepemimpinan, Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) menyampaikan pesan tegas: minyak sawit adalah solusi, bukan masalah, dalam krisis global terkait deforestasi, energi, dan ketahanan pangan.
Sekretaris Jenderal CPOPC periode 2022–2025, Dr. Rizal Affandi Lukman, menyatakan bahwa minyak sawit adalah komoditas paling efisien dan berkelanjutan di dunia.
“Minyak sawit hanya menggunakan 8,2% dari total lahan tanaman minyak dunia, tetapi menghasilkan 41,8% dari minyak nabati global. Ini menjadikannya sumber yang paling efisien dan layak secara lingkungan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa Indonesia dan Malaysia telah mencatat penurunan kehilangan hutan primer selama lima tahun berturut-turut, menunjukkan bahwa negara produsen berkomitmen serius terhadap keberlanjutan.
Data dan Fakta Kunci Industri Minyak Sawit Global
Visi Baru: Kepemimpinan Perempuan untuk Sawit Berkelanjutan
Memasuki periode baru 2025–2028, CPOPC menyambut Mdm. Izzana Salleh sebagai Sekretaris Jenderal baru dan Dr. Musdhalifah Machmud sebagai Wakil Sekretaris Jenderal.
“Saat negara produsen terus menjadi sasaran ketidakadilan regulasi, suara kita harus semakin kuat. Kami akan membangun kepercayaan melalui sains, data, dan tanggung jawab bersama,” ujar Mdm. Izzana Salleh.
Dr. Musdhalifah Machmud menambahkan: “Kami akan memastikan bahwa keberlanjutan bukan hanya tuntutan negara konsumen, tapi juga peluang untuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil di negara produsen.”
CPOPC menyerukan kepada komunitas global untuk menghentikan pendekatan sepihak terhadap minyak sawit dan mulai membangun narasi baru berbasis fakta, efisiensi, dan keadilan perdagangan.
“Kami tidak bisa dibiarkan bekerja sendiri. Masa depan komoditas ini ada pada kolaborasi lintas benua, harmonisasi standar, dan keberpihakan terhadap petani kecil,” tutup Dr. Rizal.