Bekasi,Sonora.Id - Di sebuah kampung padat di pinggiran Jakarta, tepatnya di Kelurahan Harapan Baru Bekasi Utara, Jawa Barat, beberapa bulan lalu ketenangan warga sempat terusik oleh maraknya tawuran remaja dan kenakalan remaja. Namun dalam beberapa bulan terakhir, suasana berubah. Warga merasa lebih aman, anak-anak kembali bermain di lapangan kecil, dan pos ronda kini hidup kembali. Semua itu tak lepas dari peran aktif aparat kepolisian sektor setempat.
“Dulu, anak saya takut keluar malam. Sekarang, dia keluar rumah bahkan ikut aktivitas diluar komplek,” ujar Bu Evi (43), ibu rumah tangga yang sudah tinggal di lingkungan itu sejak tahun 2002.
Evi menambahkan bahwa “Pak Polisi bukan cuma datang pas ada masalah, sekarang malah rajin ngopi bareng warga serta keliling menyapa warga hingga gang-gang perkampungan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan lingkungan,” tambahnya sambil tersenyum.
Di balik perubahan itu, ada sosok Aiptu Heru Sukoco (53), Bhabinkamtibmas Polsek Bekasi Utara yang telaten, sabar dan tekun membangun kembali kepercayaan masyarakat.
“Kami sadar, kehadiran polisi bukan cuma soal penegakan hukum, tapi juga merawat rasa aman dan nyaman masyarakat,” ujar Aiptu Heru.
Selain itu rajin setiap hari berkeliling ke kampung-kampung dan komplek bahkan ngopi bareng bersama warga dan petugas keamanan komplek, Selain merajut persaudaraan juga sebagai Langkah mitigasi dan menggali informasi soal potensi kerawanan warga.
Program itu mendapat respons positif dari berbagai kalangan. Adalah Geraldus Ario (17), pelajar SMA Sekolah Katolik Strada Bhakti Wiyata Kranji Bekasi Barat, menyebut pendekatan humanis seperti ini lebih berdampak ketimbang pendekatan represif yang berpotensi menimbulkan ketegangan fisik.
Baca Juga: Beberapa Tokoh Masyarakat Kalbar Beri Apresiasi Atas Kinerja Polri Selama Tahun 2024
“Anak muda butuh diajak bicara, bukan dijauhkan bahkan polisi juga mengadakan penyuluhan dan bimbingan seperti di sekolah saya yang diselenggarakan oleh pihak sekolah dan polres Bekasi Kota,” katanya.
Hal ini dibenarkan oleh tokoh masyarakat yang ikut aktif dalam Pokdarkum di Wilayah Hukum Polsek Bekasi Utara Albion Pangaribuan (64). Menurut pria yang biasa disapa Opung tersebut seringkali aktif ikut patrol bersama anggota Polsek Bekasi Utara.
“Saya sering diminta membantu patrol keliling bersama Kelompok Masyarakat Sadar Hukum Sekarang kalau ada apa-apa, walaupun pukul 01.00 dinihari saya sering dipanggil dan ditelpon jika ada kejadian seperti tawuran anak-anak. Sejauh ini respon polisi cepat dan solutif.” ujarnya
Dinamika sosial memang terus bergerak konflik kecil bisa membesar, informasi mudah terdistorsi. Tapi satu hal yang tetap dibutuhkan masyarakat adalah kehadiran nyata polisi yang bisa dipercaya.
“Pak Polisi sekarang gak cuma jaga jalan, tapi juga jaga harapan,” kata warga Bekasi Utara tersebut.
Dari kisah di Bekasi Utara, Jawa Barat menjadi salah satu dari sekian banyak cerita tentang bagaimana polisi hadir bukan sebagai sosok yang ditakuti dan dijauhi, tetapi pelindung dan pelayan masyarakat yang humanis, solutif, dan adaptif di tengah perubahan zaman.
Di saat banyak tantangan sosial menghadang, pendekatan kemanusiaan dan keberpihakan pada masyarakat kecil justru menjadi kekuatan sejati kepolisian. Karena pada akhirnya, kepercayaan masyarakat bukan dibangun dari seragam atau jabatan, tapi dari empati dan keterlibatan nyata ditengah-tengah masyarakat.