Sonora.ID- Makanan hangat memiliki tempat istimewa dalam kehidupan manusia, tidak hanya sebagai sumber nutrisi, tetapi juga sebagai pelipur lara bagi hati dan jiwa.
Hadirnya semangkuk sup panas atau seduhan teh herbal yang hangat dapat menjadi keajaiban ketika sedang merasa dalam keadaan yang sulit seperti ketika sedang stres atau sedih.
Beberapa orang masih beranggapan bahwa fenomena ini dipengaruhi pemikiran subjektif atau sugesti, namun, fenomena ini juga memiliki penjelasan ilmiah dari para psikolog dan peneliti.
Hubungan Makanan Hangat dengan Kenyamanan Emosional
Makanan hangat sering dikaitkan dengan momen kebersamaan yang penuh kehangatan, seperti makan malam bersama keluarga, merayakan dengan teman, atau ketika ibu membuatkan sup saat kita sedang sakit.
Kenangan ini membentuk hubungan emosional yang erat antara makanan hangat dan rasa nyaman.
Dr. Susan Albers, seorang psikolog spesialis dalam psikologi makan, menyatakan bahwa suhu makanan dapat mempengaruhi persepsi kita tentang kenyamanan.
Saat kita mengonsumsi makanan hangat, tubuh merespons dengan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit, memberikan sensasi relaksasi.
Suhu hangat dari makanan dapat merangsang saraf di mulut dan tenggorokan untuk melepaskan hormon endorfin, yang memicu perasaan bahagia di tubuh.
Selain itu, proses menyantap makanan hangat biasanya lebih lambat seperti menyeruput sup atau meniup teh panas sehingga memungkinkan kita untuk lebih fokus pada momen tersebut, serupa dengan praktik mindfulness.
Baca Juga: Anti Kantuk, Ganti Kopi dengan Minuman dan Makanan ini
Perspektif Ilmiah: Mengapa Makanan Hangat Berpengaruh?
Penelitian di bidang psikologi dan neurosains menunjukkan bahwa suhu makanan dapat mempengaruhi emosi tubuh melalui mekanisme fisiologis dan psikologis.
Studi dari Universitas Yale mengungkap bahwa memegang cangkir minuman hangat, seperti kopi atau teh, dapat meningkatkan perasaan positif terhadap orang lain dan lingkungan di sekitar.
Fenomena ini dikenal sebagai embodied cognition, di mana pengalaman fisik mempengaruhi cara kita memproses emosi.
Ketika kita merasakan kehangatan secara fisik, otak cenderung mengaitkannya dengan kehangatan emosional, seperti kasih sayang atau perhatian.
Selain itu, makanan hangat biasanya mengeluarkan aroma yang khas, seperti rempah-rempah dalam sup atau kayu manis dalam cokelat panas.
Aroma ini merangsang sistem limbik di otak, yang mengatur emosi dan memori. Itulah sebabnya aroma makanan hangat sering kali mengingatkan kita pada kenangan masa kecil atau momen bahagia, yang dapat langsung mengurangi stres.
Makanan Hangat sebagai Bentuk Self-Care
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, banyak orang mencari cara sederhana untuk merawat kesehatan mental mereka.
Makanan hangat menawarkan solusi sederhana dan terjangkau. Misalnya, secangkir teh chamomile hangat sebelum tidur tidak hanya membantu tubuh rileks, tetapi juga memberikan sinyal kepada pikiran bahwa saatnya untuk beristirahat.
Makanan hangat juga sering dikaitkan dengan tradisi dan budaya. Di Indonesia, wedang jahe atau bandrek kerap disajikan pada acara keluarga atau saat cuaca dingin, menghadirkan suasana kebersamaan.
Dalam konteks ini, makanan hangat tidak hanya menenangkan jiwa secara pribadi, tetapi juga mempererat hubungan sosial, yang menjadi elemen kunci dalam menjaga kesehatan mental.
Baca Juga: Mau Tulang Kuat Anti Rapuh? Ini Daftar Makanan Yang Wajib Dicoba!
Tips Memilih Makanan Hangat yang Menenangkan
Untuk memaksimalkan manfaat makanan hangat, beberapa hal perlu diperhatikan. Poin yang paling penting adalah memilih makanan yang mengandung banyak nutrisi, seperti sup sayuran, oatmeal, atau teh herbal tanpa kafein.
Makanan yang sehat akan mendukung produksi neurotransmitter yang berperan dalam mengatur suasana hati. Tidak kalah penting untuk luangkan waktu ketika menikmati makanan tersebut tanpa gangguan.
Guna mendukung suasana tenang, Anda bisa menyalakan lilin aroma sambil dengarkan musik favorit.
Terakhir, tambahkan bahan-bahan dengan efek menenangkan seperti jahe, kunyit, chamomile, dan lavender. Contohnya, teh kunyit dengan madu tidak hanya hangat dan nikmat, tetapi juga memiliki khasiat anti-inflamasi yang bermanfaat bagi tubuh.
Makanan hangat bukan sekadar hidangan, tetapi juga simbol kenyamanan, perawatan, dan keterhubungan dan.
Dengan efek fisiologis yang menenangkan, makanan hangat memberikan cara mudah untuk menjaga kesehatan mental di tengah berbagai tantangan hidup.
Entah itu semangkuk sup ayam di tengah hujan atau secangkir teh di sore hari, makanan hangat mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sering kali tersimpan dalam hal-hal sederhana.
Oleh: Aisyah Dyah Maharani
Baca Juga: Ingin Tau Rahasia Usus Sehat? Berikut 5 Makanan Andalan Selain Probiotik