Surabaya, Sonora.ID - Diskominfo Jatim siapkan SDM inklusif lewat pelatihan bahasa isyarat dan etika disabilitas. Pelatihan pelayanan publik inklusif digelar pada lingkup pemerintah provinsi, bagi petugas layanan informasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur.
Berlangsung selama dua hari, kegiatan ini berlangsung di Kantor Diskominfo pada 16-17 Juni 2025 dengan menghadirkan narasumber dari komunitas-komunitas penyandang disabilitas.
Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Jawa Timur, Ibu Maskurun, pada Selasa (17/6) secara khusus memberikan edukasi terkait pentingnya bahasa isyarat dasar, termasuk penggunaan alternatif komunikasi lain.
Pentingnya keterampilan komunikasi inklusif juga disampaikan oleh Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Jatim, Putut Darmawan. Keterampilan tersebut dirasa harus menjadi kompetensi dasar setiap petugas layanan, termasuk satpam, petugas front office, hingga petugas kebersihan sekalipun. Tindakan ini ditujukan agar penyandang disabilitas bisa mendapatkan hak atas layanan yang setara.
Komitmen Diskominfo Jatim dalam mewujudkan pelayanan publik yang lebih ramah dan inklusif tersalurkan melalui pelatihan ini, khususnya dalam penguatan kapasitas Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) serta petugas layanan informasi di instansi pemerintah.
Baca Juga: DPRD Kota Surabaya Sikapi Putusan MK Gratiskan SD & SMP dengan Cara Begini!
Sebelumnya pada hari pertama, peserta menerima materi dari pendiri Komunitas Mata Hati, Dian Ika Riana, SE., M.KP. yang menjelaskan mengenai "Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas Tuna Netra". Ia menjelaskan bahwa para penyandang disabilitas tidak menginginkan perlakuan secara khusus, sebaliknya mereka lebih menghendaki perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan. Menurutnya, aspek penting dalam menciptakan ruang publik yang adil dan setara dapat diwujudkan melalui pemenuhan fasilitas fisik layaknya petunjuk ruangan, toilet khusus, hingga lahan parkir untuk kendaraan roda tiga.
Selanjutnya, pendekatan empatik dan humanis juga menjadi aspek penting dalam menciptakan lingkungan ramah inklusif. Proses pemberdayaan tersebut dapat menumbuhkan perasaan dihargai dan keterlibatan aktif bagi para penyandang disabilitas.
Diskominfo Jatim berharap pelatihan ini menjadi langkah konkret dalam menciptakan budaya pelayanan publik yang inklusif dan partisipatif. Penguatan kesadaran kolektif dapat diwujudkan mengingat pentingnya akses informasi dan komunikasi yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga: Bukan Sekedar Gaya: Kolaborasi Fesyen Jadi Kunci Sukses Dongkrak Ekraf Jatim