Bandung, Sonora.ID - PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), atau PT INTI, menorehkan pencapaian bersejarah dalam laporan keuangan 2024.

 

Dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 960,6 miliar, perusahaan plat merah ini menutup tahun buku 2024 dengan kinerja yang jauh lebih sehat dibanding periode-periode sebelumnya.

 

Capaian tersebut tak lepas dari restrukturisasi keuangan menyeluruh yang berlangsung selama tiga tahun terakhir. Selain perbaikan di sisi neraca keuangan, PT INTI juga berhasil mencatatkan Zero Control Deficiency dan Zero Significant Deficiency secara berkelanjutan, menandakan bahwa pengendalian internal di tubuh perusahaan sudah berjalan efektif dan sesuai standar.

 

“Capaian ini mencerminkan pembenahan fundamental di tubuh PT INTI,” ucap Vice President Corporate Secretary PT INTI, Gema Alfarisi Deri, dikutip dari keterangannya, Jumat (20/6/2025).

 

 

Gema mengatakan bahwa opini auditor atas laporan keuangan pun konsisten dalam tiga tahun terakhir, yakni “Wajar Dalam Semua Hal Material”, sebagai salah satu indikasi perbaikan berkelanjutan di sisi pengelolaan keuangan.

 

Selain laba bersih yang tumbuh pesat, PT INTI juga membukukan EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) hingga Rp 974,54 miliar.

 

Pencapaian ini diikuti perbaikan ekuitas perusahaan hingga Rp 267,72 miliar. Angka-angka tersebut memperlihatkan bahwa restrukturisasi keuangan dan pembenahan pengendalian internal berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan.

 

Sementara itu pada aspek pengendalian internal, Vice President Internal Audit Group PT INTI, Erik Arfiansyah, menjelaskan bahwa Zero Control Deficiency dan Zero Significant Deficiency berarti tak ada kelemahan pengendalian berarti selama tiga tahun terakhir.

 

Dengan begitu, risiko salah saji material dalam laporan keuangan bisa diminimalkan dan proses verifikasi data pun lebih terjamin akurasinya.

 

“Pada dasarnya, pengendalian internal sudah berjalan efektif dan terstruktur. Tidak ada temuan signifikan maupun kelemahan pengendalian yang memerlukan perbaikan mendesak,” kata Erik. 

 

 

Ia juga menekankan bahwa capaian ini menunjukkan perusahaan memiliki budaya kontrol yang baik dan sesuai prinsip tata kelola perusahaan.

 

Selain itu, pengawasan melekat (waskat) secara berkesinambungan turut menjadi kunci keberhasilan. Direksi PT INTI secara rutin memantau dan mengevaluasi penerapan prinsip pengendalian ini agar tetap terjaga.

 

Bahkan, Internal Audit Group diberi target untuk memastikan Zero Significant Deficiency dan Control Deficiency bisa dipertahankan minimal pada 80 persen kinerja utama perseroan.

 

Ke depan, PT INTI berkomitmen untuk melanjutkan pembenahan ini agar lebih matang dan berkelanjutan. Selain berperan sebagai pengawas internal, tim audit internal juga didorong menjadi katalisator bisnis, tidak hanya mengawasi di akhir proses, tetapi turut terlibat sejak awal sebagai mitra strategis untuk menjaga kelangsungan usaha.

 

Dengan pembenahan berkesinambungan, PT INTI optimistis bisa mempertahankan tren positif ini sekaligus memperkuat kepercayaan para kreditur dan pemangku kepentingan.

 

Melalui pengelolaan keuangan yang lebih sehat dan pengendalian internal yang ketat, perusahaan diharapkan makin siap menghadapi tantangan bisnis di masa depan.

 

Selain itu, langkah-langkah ini juga memberi sinyal bahwa PT INTI mampu beradaptasi dan tumbuh secara berkelanjutan, sehingga mampu terus memberikan nilai tambah dalam jangka panjang.