Berjemur di Bawah Sinar Matahari Bisa Bunuh Virus Corona? Ini Jawaban Dokter

Banyak orang yang percaya bahwa berjemur di bawah sinar matahari bisa membunuh virus, termasuk virus corona. Benarkah hal tersebut?

Sonora.ID - Belakangan ini banyak orang yang percaya bahwa berjemur di bawah sinar matahari bisa membunuh virus, termasuk virus corona.

Namun, benarkah sinar matahari bisa membunuh virus corona?

Dokter Santi dari Medical Center Kompas Gramedia mengatakan, berjemur di bawah sinar matahari tentunya tidak bisa membunuh virus corona.

"Pada umumnya, virus itu mati setelah terpapar panas 60-70 derajat selama kurang lebih 30 menit, jadi kalau berjemur saja tentu tidak membunuh virus", jelas dokter Santi.

Namun, meski tidak bisa membunuh virus, berjemur di bawah sinar matahari tetap dianjurkan oleh dokter Santi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca Juga: Ungkap Hoaks Virus Covid-19, Berjemur di Bawah Sinar Matahari Tidak Membunuh Virus?

"Tapi berjemur berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh, karena sinar matahari dibutuhkan oleh tubuh agar kulit bisa memperoleh vitamin D."

Vitamin D sendiri memiliki sejumlah manfaat untuk tubuh kita, diantaranya:

  • Membantu mengatur penyerapan kalsium dan fosfor untuk kesehatan tulang dan gigi
  • Membantu pengaturan sistem kekebalan tubuh
  • Membantu pengaturan sistem saraf, otot, dan otak
  • Membantu fungsi paru dan jantung
  • Mengatur insulin

Lalu, kapan sebaiknya kita berjemur di bawah sinar matahari?

Menurut dokter Santi, sinar matahari di siang hari dipercaya bisa membantu kulit membentuk vitamin D lebih baik dibandingkan matahari pagi.

Baca Juga: Cegah Corona, Begini Langkah-langkah Membersihkan Handphone Anda!

 

Sinar matahari mengandung ultraviolet yang dibedakan menjadi UV A dan UV B. Pada sinar matahari pagi dan sore hari, intensitas UV A lebih tinggi, sedangkan pada siang hari UV B lah yang lebih tinggi.

Sinar UV B berperan dalam pembentukan vitamin D, dan akan memuncak intensitasnya pada siang hari, sekitar pukul 10 pagi hingga pukul 3 sore.

Namun demikian, berjemur di bawah sinar matahari juga ada aturannya agar tidak berlebihan.

Alih-alih menjadi sehat, berjemur berlebihan bisa menimbulkan dampak sepert kulit memerah/terbakar, sengatan panas (heat stroke), dehidrasi, gangguan pada mata seperti katarak, kanker mata, penuaan dini pada kulit, perubahan warna kulit, hingga
kanker kulit.

Baca Juga: Apakah Air Purifier Dapat Mencegah Penyebaran Virus Corona?

Untuk itu, disarankan untuk mengikuti tips dari dokter Santi berikut ini agar berjemur anda lebih optimal:

  • Pilih sinar matahari siang hari antara pukul 10 sampai pukul 15.
  • Berjemur di bawah sinar matahari langsung, sinar UV B tidak dapat menembus kaca jendela rumah, kaca jendela kendaraan, awan, atau gedung (tidak ada dalam bayang-bayang).
  • Pada umumnya, berjemur cukup dilakukan sekitar 5 sampai 30 menit, seminggu 2 kali dengan paparan sinar matahari langsung (tanpa tertutup pakaian) yang mengenai lengan dan tungkai bawah. Semakin banyak area kulit yang terpapar sinar matahari, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk berjemur.
  • Semakin gelap warna kulit, semakin lama waktu yang dibutuhkan karena pigmen kulit mengurangi penetrasi sinar ultraviolet.
  • Kenakan topi, kacamata anti UV, dan tabir surya untuk daerah wajah.
  • Menambah asupan cairan ketika berjemur agar terhindar dari dehidrasi.

Baca Juga: Face Mist Bisa Cegah Penularan Virus Corona, Hoaks atau Fakta?

 

READ SOURCE