Bagikan :
Namun karena keterbatasan ruangan dan penerapan protokol kesehatan, jumlah siswa terpaksa dibatasi maksimal sepuluh orang.
“Merasa prihatin ketika melihat beberapa postingan orang tua siswa di medsosyang mengatakan, kementrian pendidikan selenggarakan sekolah daring, tapi internet terbatas untuk diakses. Orang tua siswa juga tidak semuanya bisa membeli kuota internet, ditambah keterbatasan jaringan internet. Sebab itu, saya bersama istri setelah melalui diskusi panjang, memutuskan memberikan internet gratis kepada masyarakat, khususny siswa sekolah tingkat SMA untuk menunjang kelancaran belajar,” kata Briliant Mengko, di rumahnya, Pakowa, Manado, Selasa (28/7/2020).
Baca Juga: Pendidikan di Era Baru, Belajar Daring Lebih Relevan Dengan Pendidikan Tinggi?
Para siswa mengaku sangat terbantu dengan fasilitas wifi gratis. Selama ini mereka kesulitan belajar daring karena terkendala biaya untuk membeli voucher internet.
“Sangat membantu kami saat belajar secara daring, karena tidak perlu mencari tambahan biaya untuk membeli kuota internet. Internet yang disediakan juga lancar, ditambah bisa belajar bersama teman-teman meskipun harus jaga jarak, tapi serasa belajar di ruang kelas,” kata Kirey Lalamentik siswi SMA Negeri 7 Manado.
Tak puas hanya memberikan wifi gratis, di masa pandemi ini, Briliant bersama istri juga rutin membagikan paket sembako kepada warga sekitar rumahnya.
Baca Juga: Disdikbud Kalsel Ingatkan Kepsek Tak Terpaku Sistem Belajar Daring
