Sonora.ID - Pandemi virus Covid-19 yang belum berakhir hingga saat ini membuat berbagai negara di belahan dunia berlomba menemukan vaksin yang tepat.
Hal ini dilakukan lantaran telah banyak kerugian yang dirasakan oleh negara-negara di belahan dunia karena pandemi ini.
Namun, Badan Kesehatan Dunia belakangan ini memperingatkan kepada seluruh negara di berbagai belahan bumi mengenai bahaya vaksin nasionalisme.
Peringatan ini disampaikan untuk 'menyindir' negara-negara kaya yang sengaja membuat vaksin dan menyimpan untuk perawatan mereka sendiri.
Baca Juga: WHO: Tidak Akan Ada Senjata Ampuh untuk Melawan Virus Corona
WHO juga menghawatirkan jika tindakan tersebut dilakukan maka akan sangat membahayakan negara-negara yang kurang mampu.
Bukan tidak mungkin jika vaksin nasionalis terus digencarkan maka negara-negara miskin di dunia akan tetap terpapar meski vaksin telah ditemukan.
Dilansir The Guardian (7/8/2020), ketika kasus infeksi Covid-19 melampaui 19 juta pada Jumat (7/8/2020), Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan seharusnya pada kondisi seperti sekarang ini negara-negara kaya dan adidaya membantu setiap negara agar terlindung dari pandemi covid-19.
Baca Juga: Waspada! Kelainan Refraksi Bisa Jadi Penyebab Kebutaan Pada Anak
"Nasionalisme vaksin tidak baik, itu tidak akan membantu kami," ujar Tedros kepada Forum Keamanan Aspen di AS, melalui tautan video dari markas besar WHO di Jenewa.
Badan Kesehatan Dunia tersebut bahkan menegaskan bahwa pandemi covid-19 ini bukan hanya masalah pernegara namun masalah global.
Jika ingin mempercepat pemulihan, maka seluruh negara dibelahan dunia juga harus pulih bersama.
"Agar dunia pulih lebih cepat, ia harus pulih bersama, karena ini adalah dunia yang mengglobal di mana ekonomi saling terkait satu sama lain. Sebagian dunia atau beberapa negara tidak bisa menjadi tempat berlindung yang aman dan pulih," lanjut dia.
Menurutnya, kerusakan akibat Covid-19 bisa berkurang jika negara-negara yang memiliki dana ikut berkomitmen untuk ini.
Sementara itu, penyakit yang dusebabkan oleh virus ini telah menewaskan lebih dari 700.000 orang di seluruh dunia.
Baca Juga: Soroti New Normal Yang Sukses, IDI Minta Warga Indonesia Contoh Prilaku Masyarakat New Zealand