Sonora.ID - Jika Anda mengalami pendaraan saat berhubungan intim ada baiknya untuk segara memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya pendarahan tersebut merupakan salah satu sinyal yang dikirim tubuh ke Anda.
Pendarahan saaat berhubungan intim juga merupakan salah satu tanda-tanda yang akan dialami wanita ketika terkena kanker serviks.
Hal tersebut juga dibernarkan oleh Dokter Spesialis Ginekologi Onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, dr. Widyorini Lestari Hutami Hanafi Sp.OG (K) Onk .
Menurut dr Widyorini wanita yang mengalami pendarahan saat berhubungan seksual merupakan tanda bahwa dirinya tellah teserang kanker serviks stadium lanjut.
Baca Juga: 3 Jajanan Favorit Masyarakat yang Ternyata Picu Kanker Serviks
"Jadi biasanya untuk yang sudah menderita kanker serviks biasanya keputihan, kemudian pendarahan pada saat bersenggama (hubungan intim) atau pendarahan diluar siklus haid," ungkap dr. Widyorini seperti dikutip dari Grid Health.
Tanda lain yang harus di waspadai wanit adalah saat mengalami nyeri pinggul yang menjalar ke kaki dan sulit buang air kecil.
"Atau yang sudah lanjut dia bisa nyeri pinggul yang menjalar ke kaki, sulit kencing jadinya kencingnya susah keluar atau keluarnya sedikit," kata dr. Widyorini
Baca Juga: Penting Melek tentang Kanker Serviks, KB Hormonal Jadi Pemicunya?
"Nah kalau sudah mengalami gejala ini, kanker serviksnya sudah atau stadiumnya cukup parah. Minimal sudah memasuki stadium 1b," tambahnya.
Untuk diketahui, gejala awal wanita terkena kanker serviks akan sangat sulit untuk diketahui bahkan beberapa kasus sama sekali tak menimbulkan gejala.
Namu penyakit ini langsung berada di posisi stadium lanjut. Penyakit ini baru akan menunjukan gejala saat memasuki stadium lanjutan seperti pendarahan saat berhubungan intim salah satunya.
Hal inilah yang membuat penyakit kanker serviks menjadi pembunuh wnaita nomor dua di Indonesia.
Karenya dr. Widyorini mengimbau para wanita untuk segera melakukan pencegahan dengan rutin melakukan skrining sampai vaksinasi HPV, virus pemicu kanker serviks.
"Sehingga wanita harus mengubah mindset-nya supaya datang ke dokter jangan sampai sudah bergejala,"ujarnya.
"Masih sehat pun harus melakukan skrining. Sehingga jika ditemukan lesi prakanker bisa segera diterapi dan wanita terbebas dari risiko kanker serviks,"tambahnya.
Mengutip dari WebMD, pada dasarnya ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker serviks.
Baca Juga: Siapa Sangka, Ternyata Kanker Serviks Bisa Sembuh Cuma dengan Hindari Makan-makanan ini
Tes pap atau Pap Smear
Jika aktif secara seksual, temuilah dokter dan lakukan tes pap atau disebut juga pap smear, yaitu prosedur pemeriksaan sel-sel abnormal di leher rahim.
Dalam pap smear, dokter kandungan akan mengambil sampel sel-sel serviks untuk mencari sel-sel yang bisa menjadi kanker.
Sel-sel prakanker atau lesi pra kanker itu mungkin tidak pernah menjadi masalah, tapi lebih baik mencari tahu dan menyingkirkannya agar aman.
Pap smear paling sebaiknya dilakukan setelah dimulainya hubungan suami istri untuk pertama kali.
Tes HPV
Tes HPV dilakukan bersamaan dengan tes pap sebagai cara memperkuat kemampuan untuk mendeteksi kanker serviks. Sebaiknya, deteksi menggunakan tes HPV dilakukan setiap tiga tahun sekali.
Baca Juga: Gejala Awal Kanker Serviks, dr. Santi: Baru Kena Gak Ada Gejalanya, Tapi…
Vaksin HPV
Ada lebih dari 100 jenis HPV, tetapi dua di antaranya (tipe 16 dan 18) menyebabkan lebih dari setengah dari semua kanker serviks. Vaksin HPV menargetkan kedua tipe ini untuk dihancurkan.
Waktu yang ideal untuk mendapatkan vaksin HPV adalah sebelum seorang wanita aktif secara seksual.
Vaksin ini bisa dimulai ketika perempuan berusia 11 atau 12 tahun. Wanita masih bisa mendapatkan vaksin sampai ia berusia 26 tahun.
Jika wanita sudah aktif secara seksual dan terlalu tua untuk vaksin, metode pencegahan terbaik ialah rutin menemui dokter. Memiliki lebih sedikit pasangan seksual juga dapat mengurangi risiko kemungkinan terkena HPV.
Baca Juga: Penting Melek tentang Kanker Serviks, KB Hormonal Jadi Pemicunya?