Sonora.ID - Meski belakangan ini penonton tayangan televisi (TV) sudah berkurang, namun masih banyak peminat tontonan tersebut sebagai salah satu media untuk menghibur.
Ketika sang orang tua terbiasa untuk menonton TV di depan anak-anak, maka anak pun cenderung mengikuti kebiasaan menonton TV tersebut.
Sayangnya, tayangan pada TV adalah bentuk komunikasi satu arah sehingga bisa menyebabkan anak terbiasa untuk hanya mendapatkan instruksi dan menjadi anak yang pasif.
Baca Juga: Sering Terjadi, Jangan Biarkan TV Menyala Saat Tidur atau Hal Buruk akan Terjadi
Lebih dari itu, dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia dalam program Health Corner di Radio Sonora FM menyebutkan bahwa ada pengaruh yang besar dari adanya iklan di dalam tayangan TV tersebut.
“Mau nonton YouTube, TV, itu hampir seluruhnya ada iklannya. Iklan ini berdasarkan penelitian yang saya baca, itu membuat daya konsentrasi anak terbatas,” jelas dr. Santi.
Baca Juga: Hobby Marathon Serial Drama Korea? Ingat Harus Tetap Jaga Kesehatan Mata!
Pasalnya, iklan adalah jeda antara satu segmen dengan segmen selanjutnya, jadi ketika sang anak sedang konsentrasi menonton sebuah tayangan, konsentrasi tersebut dipaksa untuk terhenti pada saat iklan muncul.
Kebiasaan menonton dengan adanya jeda atau iklan tersebut akan membentuk kinerja otak atau kebiasaan anak untuk konsentrasi hanya dalam jangka waktu tertentu.
“Kemudian hari, karena si anak otaknya sudah terpola, sekian lama dia jeda, sekian lama dia jeda, maka otak akan terbiasa melakukan jeda,” sambung dr. Santi menegaskan.
Baca Juga: 6 Faktor Pembentuk Kehidupan Anak, Dokter: Ada Internal dan Eksternal
Jadi, hal ini memungkinkan terjadi pada saat anak sudah masuk pada lembaga pendidikan atau sekolah, anak cenderung akan mendengarkan guru dalam jangka waktu tertentu saja dan memberikan jeda di dalam otaknya.
“Dia dengerin gurunya, terus dia agak nge-blank dikit. Tapi ini penelitiannya masih kecil, benar atau tidak? Kita butuh penelitian yang lebih besar untuk menjawab ini,” ungkap dr. Santi.
Baca Juga: Memahami Kelainan Tulang pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu