Terkait dengan penampakan Ular besar tersebut, terdapat mitos bahwasanya bagi para peziarah yang melihatnya maka permintaannya tidak akan terkabul. Daryanto mengatakan bahwa cerita dari peziarah saja itu hanya sebuah mitos, jadi bisa dipercaya juga tidak dipercaya.
Makam pangeran Sukowati sampai sekarang masih sering didatangi oleh peziarah baik itu dari Sragen maupun luar Sragen.
Biasanya para peziarah datang pada hari Jumat legi dan puncaknya pada malam satu suro, penanggalan Jawa.
“sebelum satu suro, atau istilah jawanya mapak tanggal (menjemput tanggal) biasanya juga ramai,” jelasnya.
Kompleks makam pangeran Sukowati sampai sekarang, masih sering digunakan untuk berbagai kegiatan warga, seperti nyadran atau yang lebih dikenal kegiatan bersih bersih.
“Nyadrannya setahun dua kali, pas habis panen dan habis menanam padi,” jelas Daryanto.
Baca Juga: Kepengurusan Makam Sultan Tak Berkesudahan, Satu Kubu Mendemo