Bukan dari Harta! Ternyata Ini yang Membedakan Orang Kaya dan Miskin

23 Februari 2022 19:10 WIB
Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. ( Instagram)

Baca Juga: Punya Privilege Melebihi Sultan, 7 Anak Petinggi Dunia Pilih Bekerja Jadi Pelayan

“Saya bekerja untuk mencari uang”

Orang-orang kebanyakan memilih untuk mendapatkan penghasilan dengan cara “dibayar” atau “digaji” atau dengan kata lain, menjadi pekerja, karyawan sebuah perusahaan.

Orang kebanyakan memilih menjadi karyawan dengan gaji tetap dan jam kerja yang teratur.

Bagaimana dengan orang kaya? Orang kaya berkata sebaliknya: Uang yang bekerja untuk saya.

Orang-orang yang mampu membangun kekayaan jarang sekali yang berprofesi sebagai karyawan.

Hampir semua orang kaya berasal dari kalangan wirusaha yang bekerja keras membangun bisnis.

Kalangan kaya juga berasal dari kelompok investor di pasar finansial.

“Bila uang bekerja untukmu, kamulah yang mengontrol atas uang tersebut. Sebaliknya bila Anda bekerja untuk mencari uang, Anda justru memberikan kekuasaan pada pemberi kerja Anda untuk mengendalikan,” tulis Kiyosaki.

“Bila berkaitan dengan uang, main aman saja, jangan ambil risiko”

Alih-alih berkata demikian, orang kaya justru berujar: Mari belajar mengelola risiko.

Perihal mewujudkan kesejahteraan dan kemerdekaan finansial, memang tidak bisa dicapai dalam waktu semalam saja.

Ada kerja keras juga dan kemampuan menerapkan strategi akumulasi kekayaan yang tepat.

Misalnya saja, kamu ingin mengakumulasi kekayaan melalui investasi di sebuah produk, apakah itu investasi properti, emas atau investasi saham.

Kamu percaya dengan cara investasi di produk-produk tersebut, kekayaan bisa bertambah lebih cepat.

Nah, keputusan itu tidak bisa diambil sekadar menuruti tren atau dengan pertimbangan perasaan semata.

Kamu juga harus mengerjakan “pekerjaan rumah” sebelum berinvestasi atau berbisnis, termasuk di sini adalah menghitung risiko-risiko, biaya dan prospek keuntungan.

Apakah investasi atau bisnis tersebut tepat dengan profil risiko kamu, dan lain sebagainya.

Tidak berani mengambil risiko, tidak akan membawa kamu kemana-mana.

Tujuan untuk meraih kondisi finansial yang lebih ideal pun sulit tercapai.

Baca Juga: 5 Bos Miliarder Dunia yang Dipecat dari Perusahaan Sendiri, Kok Bisa? 

“Rumahku adalah asetku”

Orang kaya justru berujar sebaliknya: rumah bukanlah aset, dia termasuk liabilitas.

Ini bukan berarti kamu tidak perlu membeli rumah, ya. Maksud Kiyosaki, kamu harus bisa membedakan mana yang termasuk aset dan mana yang sebenarnya liabilitas atau biaya.

Salah satu cara membedakannya, menurut Kiyosaki adalah dengan pertanyaan ini:

“Bila kamu berhenti kerja hari ini, sebuah aset akan menghasilkan uang sedangkan sebuah liabilitas akan mengambil uang dari kantong kamu. Sangat penting untuk kita memahami perbedaan dua hal tersebut.”

Pada akhirnya, memiliki rumah termasuk hal yang mahal dan nilai sebuah rumah belum tentu selalu naik. Bukan berarti kamu tidak perlu membeli rumah.

Tapi Kiyosaki memberi tips, bila kamu ingin rumah yang lebih besar, belilah aset terlebih dulu yang kelak bisa menghasilkan arus kas untuk membayar rumah tersebut.

“Belajar yang rajin agar bisa diterima kerja di perusahaan terbaik”

Ini nasihat yang mungkin sering kamu dengar para orangtua. Rajinlah belajar agar bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus dan bergaji besar.

Orang kaya tidak pernah berpikir seperti ini. Justru mereka berujar: “Belajarlah yang rajin agar kamu bisa menemukan perusahaan bagus yang tepat untuk kamu beli.”

Orang kaya, menurut Kiyosaki, tidak pernah takut bermimpi besar. Mereka menyetel ekspektasi cukup tinggi untuk dapat menghasilkan uang yang banyak.

Dari mimpi besar itu mereka tidak segan bekerja keras untuk mewujudkannya.

Baca Juga: Daftar 10 Kampus Pencetak Miliarder di Dunia, Ada di Indonesia?

Saya tidak akan pernah jadi orang kaya

Kiyosaki berujar, seorang yang kaya biasanya telah mendefinisikan dirinya sebagai orang yang kaya sehingga apapun yang dia lakukan dia akan tetap berusaha untuk mempertahankan hal tersebut.

Kiyosaki menceritakan, ketika ayahnya yang kaya mengalami kebangkrutan, dia tidak langsung mendefinisikan dirinya sebagai orang miskin.

Sebaliknya, dia berkata, “Ada perbedaan besar antara menjadi orang miskin dan menjadi bangkrut.

Bangkrut itu sementara. Sedangkan miskin selamanya,”

Saya tidak tertarik pada uang

Kebanyakan dari kita diajari untuk belajar yang rajin, bersekolah di sekolah yang bagus, mencari pekerjaan dan bersyukur terhadap apa yang sudah kita miliki.

Secara esensial, menurut Kiyosaki, kita diajarkan untuk menjadi orang yang mapan.

Orang kaya di lain pihak lebih sering melihat uang secara logis: “Uang adalah kekuatan, kekuasaan.”

Bukan berarti harus menjadi materialistis, ya. Menurut Kiyosaki uang adalah alat paling berkuasa yang bisa menghadirkan pilihan dan kesempatan.

Baca Juga: Patut Dicontoh para Trader, Inilah 10 Miliarder Crypto di Dunia

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm