Wellbeing bukanlah keadaan tidak sakit atau sembuh dari penyakit, melainkan kondisi mental yang selalu merasa tenang, seimbang, dan bergairah dalam situasi apapun.
Mindful berkaitan erat dengan wellbeing. Keahlian yang Anda miliki di kompetensi hardskill, strategi berpikir, atau memecahkan masalah, jika Anda tidak dalam kondisi mindful adalah hal yang sia-sia.
Itulah yang perlu direnungkan oleh para karyawan atau pekerja.
Mengapa? Hal ini disebabkan oleh bagaimana Anda menentukan keputusan dalam memecahkan masalah.
Keputusan yang diambil ketika tidak mindful, bisa jadi sembarangan. Lalu, cara memecahkan masalah yang hanya berdasarkan metode, tetapi tidak ‘dibarengi’ dengan pengamatan yang jelas.
Kemudian, jika Anda ingin mengembangkan suatu pemikiran inovatif atau kreatif, maka ide yang muncul tidak wider contexts (cara berpikir sistematis).
Sistem berpikir atau strategi berpikir inilah yang selama ini dipakai oleh Google, Apple, ataupun Tesla.
Perusahaan-perusahaan besar di dunia sudah mewajibkan pegawainya untuk melakukan mindfulness training setiap hari dalam jangka waktu bertahun-tahun.
Alasannya, setiap pegawai diharapkan mampu bekerja secara agile atau responsif dan fleksibel terhadap perubahan yang terus terjadi.
Baca Juga: Perlukah Mengakui Kondisi Diri yang Sedang 'Tidak Baik-Baik Saja?'