Taruwan bisa terjadi dimana saja baik di kota maupun di desa. Hal ini menjadi ajang eksistensi kelompok di atas kelompok lainnya.
Contoh tawuran yang meresahkan masyarakat yakni tawurandi Matraman Jakarta beberapa tahun lalu.
Bisa jadi karena mengatasnamakan solidaritas, mereka yang ikut hanya ikut-ikutan dan belum jelas betul pokok permasalahannya.
Bagian Gagasan Utama dan Sudut Pandang Lain: Meski begitu, tak sedikit anak-anak muda yang ingin menunjukkan eksistensi dengan mengikuti ajang perkelahian ini.
Anak-anak tersebut sedang mencari jati diri dimana melihat tawuran sebagai ajang 'gagah-gagahan'.
Mereka dengan bangga dan berwajah 'digarang-garangkan' menyatroni satu sama lain.
Mereka inilah yang perlu pembinaan tak hanya dari keluarga namun dari sistem yang ada di masyarakat.
Ketika sebuah tawuran terjadi, warga menjadi resah dan para aparat keamanan akan sibuk.
Penyebab hal ini dimungkinkan adalah faktor kurangnya pendidikan dan keharmonisan keluarga.
Ketidakharmonisan dalam keluarga mungkin pemicu tawuran yang juga sebagai ajang pelampiasan emosi dan balas dendam.
Baca Juga: 5 Contoh Teks Sungkeman Pernikahan yang Singkat Tapi Mengharukan
Kesimpulan: Tawuran terjadi bukan hanya karena keinginan, melainkan juga karena faktor lingkungan sekitar yang tidak memberikan pengertian serta pemahaman bahwa tindak kekerasan bukanlah jalan keluar yang baik sehingga mereka lebih mengutamakan emosi.
Contoh 3
Pendahuluan: Tidak bisa dipungkiri bahwa pelajar Indonesia memiiki semangat bersaing yang tinggi, baik secara positif maupun negatif.
Hal ini dapat dibuktikan dengan berita mengenai pelajar yang mengharumkan nama Indonesia di ajang-ajang nasional dan internasional.
Tetapi, di satu sisi sangat membanggakan, di sisi lain muncul berita mengenal tawuran antarpelajar.
Bukankah sudah seharusnya pelajar Indonesia menyalurkan semangat dan tenaganya untuk Indonesia, bukan untuk tawuran?
Gagasan utama, yang disertai dengan bukti dan alasan pendukung–satu sudut pandang: Menemukan jati diri merupakan salah satu alasan bagi anak-anak muda untuk mengembangkan potensi dirinya.
Sebagai makhluk sosial, tidaklah mengherankan bila setelah pulang sekolah, para pelajar berkumpul dan berbagi, sehingga mereka merasa teman lebih dari keluarga.
Teman merupakan pilihan yang dirasa paling dekat setelah keluarga yang kadang tidak mau mengerti dan terlalu menuntut.
Itulah sebabnya, solidaritas dan rasa kekeluargaan antarpelajar menjadi alasan untuk saling mendukung dan membela sesama.
Gagasan utama dari sudut pandang lain, yang disertai dengan alasan dan bukti pendukung–sudut pandang lain: Pertemanan inilah yang membawa seorang pelajar dapat mengembangkan potensinya ke arah positif atau ke arah negatif.
Perasaan saling mendukung ini pulalah yang dapat menyebabkan tawuran di antara sesama pelajar.
Ketika di dalam kelompok terdapat pelajar yang sedang bermasalah dengan pelajar sekolah lain, teman-teman merasa harus membantu temannya.
Tetapi, cara yang dipilih bukan dengan cara yang tepat, yaitu tawuran, yang dianggap dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat.
Kesimpulan: Tawuran bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Sudah seharusnya pelajar Indonesia menyalurkan semangat dan tenaganya untuk mengharumkan nama Indonesia dalam segala bidang.
Tidak bisa dipungkiri apabila di dalam pertemanan ada perasaan saling mendukung dan membela.
Tetapi yang perlu diingat bahwa dalam pertemanan juga harus saling mengingatkan apabila ada yang berbuat salah.
Bukannya malah mendukung teman yang salah, bahkan mengomporinya.
Marilah kita salurkan semangat dan tenaga kita untuk hal-hal yang positif. Paling tidak untuk menjaga nama baik keluarga dan sekolah.
Baca Juga: Fungsi Fakta dalam Teks Persuasi, Beserta Penjelasan dan Contohnya
Struktur Teks Diskusi
Secara umum, teks diskusi terdiri atas tiga bagian utama, yaitu isu, argumen, dan simpulan. Berikut penjelasan dari ketiga poin tersebut.
Isu
Isu atau masalah di dalam teks diskusi berisi masalah yang akan dibahas lebih lanjut.
Jika ingin menulis sebuah teks diskusi, pilihlah topik permasalahan yang kontroversial yang mengandung banyak argumen, baik argumen yang mendukung maupun argumen yang menentang.
Argumen (Argumen Mendukung dan Argumen Menentang)
Pendapat yang mendukung (supporting points) adalah penjabaran lebih lanjut tentang isu yang sedang dibahas.
Pada bagian itu, penulis memaparkan argumen yang mendukung.
Argumen itu didukung dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta referensi yang berhubungan dengan isu yang dibahas.
Kemudian, pendapat yang menentang (contrasting point) berisi argumen yang bertentangan dengan pendapat yang mendukung.
Pada bagian itu, penulis memaparkan argumen yang menentang.
Argumen tersebut juga didukung fakta, data, pengalaman penulis, serta referensi yang berhubungan dengan isu yang dibahas.
Simpulan
Pada bagian simpulan (conclusion), penulis menyimpulkan dan merekomendasikan pendapat akhir mengenai isu yang akan dibahas.
Pada bagian itu, penulis harus mengambil jalan tengah terkait masalah yang sedang dibahas agar simpulan yang diberikan tidak menimbulkan masalah baru.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 10 Contoh Teks Anekdot Politik Lucu yang Singkat Tapi Nyelekit!