أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُباَرَكٌ، شَهْرٌ فِـيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ جَعَلَ اللهُ صِياَمَهُ فَرِيْضَةً وَ قِياَمَ لَيْلِهِ تَطَـوُّعاً مَنْ تَقَرَّبَ فِـيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِـيْماَ سِوَاهُ وَمَنْ أَدَّى فِـيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِـيْمَا سِواَهُ
Artinya, "Wahai manusia, telah tiba bulan yang agung lagi mulia. Bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah telah menjadikan puasanya wajib dan shalat malamnya sebagai amal sunnah. Barangsiapa melakukan satu ibadah sunnah pada bulan ini, maka pahalanya seperti menunaikan satu kewajiban di bulan lainnya. Dan barangsiapa menunaikan satu ibadah wajib pada bulan ini, maka pahalanya seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di bulan lainnya.” (HR Ibnu Khuzaimah).
Sebab itu, kita patut bersyukur bisa memperoleh nikmat agung ini. Dengan mensyukurinya, insya Allah kita akan diberi tambahan nikmat dengan dipertemukan kembali pada Ramadhan berikutnya. Allah swt berfirman,
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim [14]:7)
Baca Juga: Bagaimana Hukum Shalat Kafarat di Jumat Akhir Bulan Ramadhan?
3. Maksimalkan 10 Hari Terakhir Ramadhan
10 hari terakhir adalah fase puncak bulan suci Ramadhan, sebab pada momen inilah malam Lailatul Qadar diprediksi kehadirannya, malam yang sangat dinantikan semua umat Muslim, demikian juga yang dilakukan oleh Rasulullah.
Oleh sebab itu, pada momen ini kita didorong untuk memperbanyak amal ibadah. Dalam hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah disebutkan,
كَانَ رَسُوْلُ اللهً ﷺ يَجْتَهِدُ فِيْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ
Artinya, “Pada malam sepuluh terakhir, Rasulullah saw (lebih) bersungguh-sungguh (untuk beribadah), melebihi kesungguhan pada malam yang lain.” (HR Muslim).
Barangkali jika hari-hari Ramadhan yang telah kita lewati belum digunakan untuk beribadah dengan maksimal, maka masih ada sepuluh hari terakhir yang merupakan momen pamungkas bulan suci ini. Kita bisa lebih bersungguh-sungguh beribadah, terutama menghidupkan malam-malam dengan amalan sunnah agar bisa meraih Lailatul Qadar.
Kita pun tidak tahu apakah ini Ramadhan terakhir bagi kita atau bukan. Barangkali bukan kepergian Ramadhan yang kita khawatirkan, tapi ketika Ramadhan tahun depan kembali datang namun kita sudah tiada.
Baca Juga: Doa Kafarat Jumat Terakhir Ramadhan, Lengkap dengan Tata Cara Sholat