Find Us On Social Media :
Ilustrasi virus corona. (Freepik.com)

Teori Konspirasi Sesat Soal Corona, dari Senjata Biologis hingga 5G

Kumairoh - Selasa, 21 April 2020 | 07:26 WIB

Sonora.ID - Virus corona yang masih merebak di berbagai negara di dunia hingga kini masih menjadi fokus masing-masing pemerintah. Selain memikirkan cara menghilangkan virus tersebut, berbagai pihak pun sibuk memunculkan spekulasi hingga teori-teori konspirasi dari mana virus corona berasal.

Teori itu misalnya virus corona yang disebut sebagai senjata biologis Amerika Serikat (AS). Ada pun teori yang menyebut virus corona muncul dari jaringan 5G.

Teori ini mengarah pada asal-usul virus corona baru yang kemudian dilabeli dengan nama SARS-CoV-2.

Hingga saat ini, lebih dari 2,4 juta orang terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Virus corona telah memunculkan beragam teori konspirasi ini yang seakan makin memperpanjang pandemi.

Virus corona senjata biologis asing

Semakin meluasnya wabah virus corona yang bermula dari kota Wuhan, China memunculkan rumor asal-usul virus yang dibuat di sebuah laboratorium biologis.

Klaim rumor ini, seperti dilansir dari Live Science, Senin (20/4/2020), juga menyebut virus ini dibuat sebagai senjata biologis atau bioweapon.

Baca Juga: Iran Terang-terangan Sebut Virus Corona Sebagai Senjata Biologis AS

Serangkaian penelitian dilakukan oleh banyak peneliti dan ilmuwan yang pada akhirnya tidak menemukan satu pasien pun dengan virus corona, SARS-CoV-2 yang dapat menunjukkan asal virus ini.

Para peneliti membuktikan dengan menunjukkan bukti jika virus corona ini ditularkan secara alami yang muncul dari inang hewan, kemungkinan kelelawar dan tidak direkayasa oleh manusia.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine pada 17 Maret lalu menunjukkan bukti spesifik jika virus corona, SARS-CoV-2 tidak direkayasa di laboratorium di China.

Melansir Science Daily, analisis data sekuens genom dari virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 menunjukkan virus tersebut adalah produk evolusi alami dan bukan rekayasa genetika di laboratorium.

"Dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk strain virus corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Kristian Andersen, PhD, seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research.