Find Us On Social Media :
Cindy Synthia Putri (Sonora FM Surabaya)

Banyak Laundry Tak Miliki Ipal, Mahasiswi ITS Hadirkan Konsep 3R

Muhamad Alpian - Rabu, 7 Oktober 2020 | 17:25 WIB

Surabaya, Sonora.ID - Pertambahan Usaha Skala Kecil (USK) laundry rupanya turut menghadirkan permasalahan, karena juga menghasilkan limbah berbahaya yang dapat mencemari lingkungan.

Berangkat dari permasalahan tersebut, tim Abdi Karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk laundry berbasis reuse, recycle, dan recovery (3R).

Ketua tim Abdi Karya, Cindy Synthia Putri, mengungkapkan jika banyak usaha laundry saat ini yang tidak memiliki IPAL.

Limbah air laundry yang mereka hasilkan cenderung dibuang begitu saja tanpa diolah terlebih dulu. Padahal, limbah ini mengandung ragam zat yang berbahaya.

Baca Juga: Sambut Hari Bahari Nasional, Rektor ITS Luncurkan i-BOAT, Kapal Tanpa Awak

“Kandungan ini berasal dari campuran deterjen dan kotoran pada pakaian,” ungkap Cindy.

Kandungan berbahaya dari limbah tersebut, menurut Cindy, antara lain adalah Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), dan fosfat. Cindy menjabarkan, nilai BOD dan COD yang tinggi dapat menyebabkan defisit oksigen yang larut di air. Sementara itu, TSS mampu mengeruhkan air dan menghalangi cahaya matahari masuk.

“Sedangkan, fosfat dapat mendegradasi kehidupan biota air dan meningkatkan unsur hara,” jelas mahasiswi Departemen Teknik Lingkungan ini.

Ia melanjutkan, USK laundry memerlukan unit pengolahan yang dapat mengurangi risiko pencemaran lingkungan tersebut. Desain IPAL rancangan Cindy dan tim ini bersifat portabel. Selain itu, IPAL ini memiliki ukuran yang sesuai dengan kesediaan ruangan laundry skala kecil.

Baca Juga: RAISA ITS Siap Bantu Rawat Pasien Covid-19 di RS Wisma Atlet